TRIBUNNEWS.COM - Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengungkapkan sejumlah kendala dalam upaya pembebasan Pilot Susi Air, Kapten Philips Mark Methrtens (37).
Kapten Philips disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya sejak 7 Februari 2023.
Kendala tersebut adalah seringnya KKB sering berpindah tempat dan memanfaatkan masyarakat sipil sebagai tameng.
"Tentunya medan, kedua pasti mereka dibawa terus sama mereka dan tentunya tidak lepas dari masyarakat sana."
"Karena dia bukan gerombolan yang sendiri melawan tapi selalu menggunakan masyarakat untuk tameng," kata Yudo, Senin (13/3/2023).
Baca juga: Panglima TNI Tolak Bantuan Pemerintah Selandia Baru Selamatkan Pilot Susi Air: Kita Masih Mampu
Yudo juga mengaku upaya pembebasan tersebut tidak mudah karena medan di Papua.
Ia menegaskan, TNI bersama Polri masih terus mengusahakan pembebasan pilot Susi Air dan menghindari adanya korban jiwa dari pihak masyarakat.
"Tetap kita usahakan, saya tidak mau terjadi korban. Tidak mudah memang di medan Papua, tapi tetap kita usahakan karena supaya tidak ada korban dari masyarakat," katanya.
Sudah Masuk Bulan ke-2 Penyanderaan
Penyanderaan pilot Susi Air kini sudah memasuki bulan kedua, sejak disandera di lapangan terbang Distrik Paro, Kabupaten Nduga.
Meskipun demikian, kondisi pilot Susi Air tersebut diketahui masih dalam keadaan aman dan sehat.
"Kondisinya baik-baik saja, aman dan sehat," kata Juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Sebby Sambom, Jumat (10/3/2023).
Kondisi pilot pun dibuktikan dengan Sebby melalui beberapa gambar dan video.
Dalam sejumlah gambar yang ada, terlihat kondisi pilot Philips sehat dan terjaga.