Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rahmat W Nugraha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Putri Zulkifli Hasan mengungkapkan rasa syukurnya karena hasil survei terbaru tingkat elektabilitas partai PAN merangkak naik.
"Ada satu survey yang menyebutkan elektabilitas PAN itu naik. Artinya kita bersyukur respon dari publik itu bagus," kata Putri ditemui pada acara konferensi pers Birukan Langit Indonesia Stage (BLIS) di Kantor DPP PAN di Jakarta, Senin (13/3/2023).
Menurut Putri itu artinya respon publik atas PAN begitu nyata dan terasa kepada masyarakat.
"Karena memang kerja PAN itu terasa begitu nyata trus juga banyak yg sudah kita lakuin, ini kaitannya dengan BLIS ke milenial yang kemudian mudah-mudahan ada efek positifnya," jelasnya.
Diketahui elektabilitas PAN berdasarkan hasil survei lembaga Indonesia Political Opinion (IPO) pada rentang 1-7 Maret naik ke peringkat 7 besar atau meningkat 2 tangga dari hasil survei periode oktober 2022 yang berada di posisi 9 besar.
Baca juga: Respon Kabar Wiranto Bakal Gabung PAN, Begini Jawaban Petinggi PAN Viva Yoga Mauladi
Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah mengatakan, elektabilitas PAN naik 2,1 persen menjadi 5,0 persen.
PAN melampaui PKS yang berada di posisi keenam dengan elektabilitas 4,9 persen.
Hal ini disampaikan dalam diskusi daring Polemik Trijaya bertajuk ‘Dinamika Politik Jelang Pemilu 2024’, Sabtu (11/3/2023).
Meningkatnya elektabilitas PAN kata Dedi, salah satunya karena kemampuan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan yang bisa membangun hubungan dekat dengan tokoh-tokoh kunci di republik ini, seperti Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf.
Baca juga: Survei IPO: Pidato Ketua Umum PBNU Berpengaruh pada Kenaikan Elektabilitas PAN
Gus Yahya pada momentum peringatan satu abad NU yang diadakan PAN pada medio Februari lalu menyebut tidak mengharamkan warga nadhliyin mencoblos atau memilih PAN pada Pemilu 2024 turut berkontribusi positif pada naiknya elektabilitas partai berlambang matahari putih bersinar tersebut.
"Pidato Ketum PBNU yang menyatakan tidak haram memilih PAN, rupanya menjalar ke pemilih nahdliyin, mereka tidak lagi terkonsentrasi pada PKB atau PPP,” kata Dedi.
“Di luar Jawa justru menjadi wilayah PAN dan ini kabar baik untuk PAN agar semakin gencar promosikan hubungan NU dan PAN," lanjutnya.
Baca juga: PAN Yakin Menang di Pilpres 2024 Bila KIB Koalisi dengan PDIP
Dalam survei IPO, menurut Dedi elektabilitas PAN yang hanya terpaut 1,6 persen dengan elektabilitas PKB 7,6 persen saat ini tidak terlepas dari kemampuan PAN mengais suara dari ceruk kaum nahdliyin.