TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengatakan, keberhasilan program Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs) tergantung para mahasiswa.
Hal itu disampaikan Tri Rismaharini dalam Konferensi Mahasiswa Naisonal Jilid III 2023 bertajuk "Optimalisasi SDM Unggul Demi Tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs) 2030 di Indonesia, di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Selasa (14/3/2023).
Momen itu berawal saat Risma ditanya oleh seorang mahasiswa terkait bagaimana Pemerintah menjamin keberhasilan program SDGs dapat direalisasikan sesuai target, di tahun 2030.
Menjawab hal itu, Risma mengatakan, pertanyaan itu kembali kepada para mahasiswa.
"Jadi pertanyaan pertama, apakah nanti program SDGs ini di 2030 itu tercapai. Sebetulnya pertanyaan itu kembali ke saudara-saudara semua," kata Risma, kepada para Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Indonesia, Selasa ini.
Risma menuturkan, tentu di tahun 2030, dia dan generasi seangkatannya sudah sangat tua.
Oleh karena itu, ia menegaskan, semua harus berusaha untuk merealisasikan keberhasilan program SDGs sejak awal.
"Karena saat itu sudah sangat tua sekali. Saya ingin menyampaikan kepada saudara-saudara semuanya. Kitalah yang harus berusaha dari awal saya katakan," katanya.
"Memang tidak mudah, tapi saya percaya bahwa itu mungkin," sambungnya.
Menurut Risma, apa yang ingin dicapai harus diusahakan.
Soal keberhasilan program SDGs tersebut, Risma mengatakan, para senior atau generasinya membantu sebagai fasilitator.
"Jadi apa yang kita capai, ya memang kita harus berusaha. Kami yang senior ini terkait bagaimana memfasilitasi, bagaimana mendorong para mahasiswa untuk bisa mencapai itu," jelas Risma.
Karena hal itu, dalam pemaparannya, Risma menjelaskan, ia mencoba meningkatkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas melalui program-program yang telah dilakukannya sepanjang menjabat sebagai Mensos.
"Makanya tadi saya buka semuanya. Kita coba mengentaskan kemiskinan, masalah kelaparan, kesehatan," ungkapnya.
"Tadi kelaparan, saya ajak menanam pepaya, pisang, kemudian beras di tempat-tempat yang jauh. Kami tangani," sebut Risma.
Sebelumnya, Pemerintah berkomitmen dan serius dalam melaksanakan agenda tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs).
Hal tersebut dapat dilihat dari diintegrasikannya 169 indikator SDGs ke dalam RPJMN 2020-2024, dan Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Perpres SDGs).
Untuk mewujudkan hal itu, kolaborasi dilakukan antara Kamar Dagang Indonesia (KADIN Indonesia) pimpinan Eddy Ganefo dan Thunderbird School of Global Management (Thunderbird), Arizona State University (ASU) dalam rangka meluncurkan inisiatif 100 juta sumber daya manusia berkualitas.
Baca juga: Kejar Target SDGs, Pemberdayaan Kampung Madani Dijalankan Serentak di 10 Daerah
"SDGs merupakan kelanjutan dari MDGs yang berakhir pada tahun 2015 lalu. SDGs menggunakan prinsip universal, integrasi dan inklusif untuk meyakinkan bahwa tidak ada seorang pun yang terlewatkan (No-one Left Behind) yang terdiri dari 17 tujuan dan 169 target dalam langkah upaya dan pencapaian," kata Client Relationship Director Executive Education Thunderbird, Yully Purwoni dalam keterangan yang diterima, Kamis (9/6/2022).
Program 100 juta SDM berkualitas ini, dikatakan Yully, telah dilakukan sejak Januari 2022
"Melalui program ini, Thunderbird menawarkan sertifikat manajemen dan kewirausahaan global online yang terakreditasi, yang terdiri dari lima kursus kelas dunia dalam 40 bahasa berbeda untuk pembelajar di seluruh dunia," kata dia.
Yully mengatakan sebanyak 70 persen perempuan dari 100 juta pelajar akan dijangkau program ini.
"Sertifikat yang diberikan akan ditanggung oleh beasiswa penuh dan dengan demikian tidak ada biaya bagi mereka yang mengikuti ini karena dukungan filantropi yang mendasari gerakan ini," kata dia.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia Bidang Koperasi dan UMKM Raden Teddy mengatakan komitmen KADIN untuk fokus pada pembinaan dan pengembang UMKM.
"Kadin Indonesia saat ini sedang menjalankan Program UMKM Naik Kelas, dengan melakukan pembinaan dalam bentuk pelatihan dan pendampingan dengan materi 33 persen soft skill dan 67 persen hard skill," kata dia.
"Serta membuka jaringan pasar UMKM lebih luas, di dalam maupun luar negeri dan mediasi permodalan untuk pelaku UMKM. Dimulai sejak 5 Januari 2022, dengan dukungan 25 mentor dari berbagai kementerian, asisten staf ahli Wakil Presiden, akademisi, praktisi usaha, pengurus Kadin Indonesia, dan pihak lainnya selama 1 tahun," tandas Raden.