News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Google Doodle Ulang Tahun Sapardi Djoko Damono ke-83, Simak Profil Singkatnya Berikut Ini

Penulis: Oktaviani Wahyu Widayanti
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Google Tampilkan Sapardi Djoko Damono di Halaman Depan Mesin Pencarinya hari ini, Senin (20/3/2023).

Kemudian Sapardi melanjutkan dengan mempelajari sastra Indonesia di sekolah pascasarjana.

Sapardi Djoko Damono dulunya berprofesi sebagai penyiar radio dan asisten teater.

Pada tahun 1969, Sapardi merilis kumpulan puisi pertamanya yang berjudul 'dukaMu abadi'.

Sapardi terkenal memiliki puisi yang berfokus tentang refleksi dan gagasan masyarakat.

Berkat kepiawaiannya dalam menyairkan puisi, Damano diangkat sebagai guru besar sastra di Universitas Indonesia.

Baca juga: Sapardi Djoko Damono Buka Rahasia di Balik Puisi Aku Ingin Ternyata Dibuat Cuma 15 Menit

Pujangga Sapardi Djoko Damono ikut berpartisipasi dalam Konser Gitaris Indonesia Peduli Negeri Musik dan Syair Solidaritas, di Bentara Budaya Jakarta, Kamis (11/10/2018). Lebih dari 60 gitaris Indonesia, musisi dan seniman ikut berpatisipasi dalam konser yang diadakan untuk mengumpulkan donasi bagi korban gempa di Sulawesi Tengah dan Lombok. Selain musik serta puisi, dalam acara tersebut juga diadakan lelang gitar, donasi puisi, serta workshop pembuatan tempe yang juga ditujukan untuk donasi. TRIBUNNEWS/HERUDIN (TRIBUNNEWS/HERUDIN)

Ia memiliki gaya kepenulisan yang lugas dan introspektif.

Sapardi pernah menerima Penghargaan Penulisan Puisi Asia Tenggara yang disponsori ASEAN pada tahun 1986.

Ia berkeinginan untuk mempromosikan bentuk seni di seluruh negeri, maka ia mendirikan Perhimpunan Cendekiawan Sastra Indonesia dan menjabat sebagai ketua untuk tiga periode berturut-turut.

Sapardi juga pernah menerjemahkan karya sastra dari seluruh dunia ke dalam bahasa Indonesia, dengan salah satu terjemahannya yang paling terkenal adalah The Old Man and the Sea karya Ernest Hemingway.

Pada tahun 1994, Sapardi juga pernah menerbitkan Hujan Bulan Juni, kumpulan beberapa puisi terbesarnya.

Karya milik Sapardi ini menginspirasi beberapa musisi untuk membuat komposisi dengan tema serupa.

Universitas Indonesia memilih Damono sebagai dekan fakultas dan mengadakan resital puisi pada tahun 2010 untuk merayakan karya hidupnya.

Sapardi Damono juga pernah mendapatkan penghargaan bergengsi termasuk Penghargaan Achmad Bakrie untuk Sastra pada tahun 2003.

Selain itu ia juga pernah mendapatkan Penghargaan Akademi Jakarta pada tahun 2012.

(Tribunnews.com/Oktavia WW)(TribunnewsWiki.com/Restu Wahyuning Asih)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini