Berniat untuk mempromosikan bentuk seni di seluruh negeri, ia mendirikan Perhimpunan Cendekiawan Sastra Indonesia dan menjabat sebagai ketua untuk tiga periode berturut-turut.
Sapardi juga menerjemahkan karya sastra dari seluruh dunia ke dalam bahasa Indonesia, dengan salah satu terjemahannya yang paling terkenal adalah The Old Man and the Sea karya Ernest Hemingway.
Baca juga: Sapardi Djoko Damono Buka Rahasia di Balik Puisi Aku Ingin Ternyata Dibuat Cuma 15 Menit
Pada tahun 1994, Sapardi menerbitkan Hujan Bulan Juni, kumpulan beberapa puisi terbesarnya.
Karya ini menginspirasi beberapa musisi untuk membuat komposisi dengan tema serupa.
Pada tahun 2010, Universitas Indonesia memilih Sapardi sebagai dekan fakultas dan mengadakan resital puisi untuk merayakan karya hidupnya.
Puisi Sapardi dikagumi Abdul Hadi W.M. dengan alasan bahwa puisi Sapardi banyak kesamaan dengan yang ada dalam persajakan Barat sejak akhir abad ke-19 yang disebut simbolisme.
Sapardi Djoko Damono meninggal dunia di usianya ke-80 pada Minggu (19/7/2020) pagi sekira pukul 09.17 WIB.
Sapardi dimakamkan di TPU Giritama, Bogor, Jawa Barat.
Sapardi meninggal karena sakit komplikasi dan sudah di rawat di RS Eka Hospital sejak awal bulan Juli.
Hingga saat ini, puisinya masih dibaca di seluruh dunia dan bisa digunakan sebagai contoh untuk generasi penulis berikutnya.
Daftar Penghargaan Sapardi Djoko Damono
1. Hadiah Majalah Basis atas puisinya Ballada Matinya Seorang Pemberontak (1963).
2. Cultural Award dari Pemerintah Australia (1978).
3. Anugerah Puisi-puisi Putera II untuk buku Sihir Hujan dari Malaysia (1983).
4. Dewan Kesenian Jakarta untuk buku Perahur Kertas (1984).
5. Mataram Award (1985).
6. SEA Write Award (1986).
7. Anugerah Seni dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1990).
8. Kalyana Kretya dari Menristek RI (1996).
9. The Achmad Bakrie Award for Literature (2003).
10. Khatulistiwa Award (2004).
11. Akademi Jakarta (2012).
(Tribunnews.com/Latifah/Pravitri Retno W)