TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Federasi Sepak Bola Internasional atau FIFA resmi mencoret Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.
Salah satu alasannya karena kondisi Indonesia disinyalir tidak kondusif buntut penolakan Israel datang dan bermain di Piala Dunia U20.
Israel sendiri merupakan 1 dari 24 peserta Piala Dunia U20.
Mereka lolos ke Piala Dunia U20 dari kualifikasi grup pada bulan Juli 2022 lalu.
FIFA akhirnya mencopot Indonesia pada Rabu (29/3/2023) malam usai bertemu dengan Ketum PSSI Erick Thohir di Doha, Qatar.
"Menyusul pertemuan hari ini antara Presiden FIFA Gianni Infantino dan Presiden Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir, FIFA telah memutuskan, karena keadaan saat ini, untuk mencopot Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 2023," tulis pernyataan FIFA pada Rabu (29/3/2023) malam.
Sebelum munculnya pernyataan resmi dari FIFA ini, sejumlah pejabat negara, partai politik (parpol) membuat pernyataan menolak kedatangan Israel untuk main di Indonesia.
Baca juga: Reaksi Pemain Timnas U-20 Setelah Piala Dunia U20 Batal, Hugo Samir: Semua Sedih, Kami Saling Suport
Berikut ini merupakan daftar pejabat, partai politik dan pihak penolak Israel:
1. Gubernur Bali I Wayan Koster
Gubernur Bali, I Wayan Koster sebagai pejabat negara yang kali pertama membuat surat penolakan Israel.
"Kami mohon agar Bapak Menteri mengambil kebijakan untuk melarang tim dari negara Israel ikut bertanding di Provinsi Bali," bunyi pernyataan yang ditandatangani Gubernur Bali I Wayan Koster pada 14 Maret 2023.
2. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo
Ganjar Pranowo menjadi pejabat berikutnya yang menolak Israel main di Indonesia. Dalihnya, mengikuti Bung Karno yang menolak Israel sebagai wujud perjuangan Palestina
"Kita sudah tahu bagaimana komitmen Bung Karno terhadap Palestina, baik yang disuarakan dalam Konferensi Asia Afrika, Gerakan Non Blok, dan maupun dalam Conference of the New Emerging Forces. Jadi ya kita ikut amanat beliau," katanya Kamis (23/3/2023).