TRIBUNNEWS.COM - Apa itu Kamis Putih dan Jumat Agung? Simak penjelasannya dalam artikel ini.
Menjelang perayaan Hari Paskah pada Minggu, 9 April 2023 yang akan datang, umat Kristen akan memperingati Kamis Putih dan Jumat Agung.
Perayaan Kamis Putih akan dilaksanakan hari ini, Kamis (6/4/2023).
Sementara Jumat Agung, atau kerap disebut peringatan Wafat Isa Al Masih akan jatuh pada hari Jumat (7/4/2023).
Kamis Putih merupakan rangkaian dari Trihari Suci atau makna masa prapaskah yang juga terdiri dari Jumat Agung dan Sabtu Suci.
Dari peristiwa Kamis Putih dan Jumat Agung, ada banyak makna dan nilai yang bisa dipetik.
Baca juga: Mengenal Pekan Suci, Dimulai dari Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Suci hingga Minggu Paskah
Apa itu Kamis Putih?
Perayaan Kamis Putih merupakan sebuah momen untuk mengenang peristiwa-peristiwa di mana Yesus mendekati masa kematian-Nya.
Dilansir dari Tribun Pontianak, Pastor Stefanus Ilwan, menjelaskan Kamis Putih merupakan hari Kamis sebelum Paskah, dimana pada Hari Kamis Putih umat Katolik memperingati (Perjamuan Malam Terakhir) yang dipimpin Yesus sendiri.
Menurut kalender Gereja, Kamis Putih adalah suatu hari yang penting.
Kamis Putih adalah hari pertama Perayaan Paskah, yang dimulai pukul 18.00 sore dan berlangsung tujuh hari.
Hari Kamis Putih disebut juga KAMIS SUCI (Holy Thursday, Maundy Thursday, atau Sheer Thursday).
Pastor Stefanus menyampaikan ritual Perjamuan Malam Terakhir Yesus bersama murid-murid-Nya ini selanjutnya diperingati pada pada setiap misa sebagai perayaan ekaristi atau perjamuan kudus.
"Pada Misa Kamis Putih, Pastur membasuh kaki umat sebagai peringatan Yesus membasuh kaki para murid-Nya dalam perjamuan terakhir, yang disebutkan sebagai pelayanan terakhir Yesus di dunia sebelum wafat-Nya," kata Pastor Stefanus kepada Tribun Pontianak Senin (3/6/2023).
Sedangkan pesan utama dari peristiwa Kamis Putih adalah tentang keteladanan Yesus akan kerendahan hati dan pesan saling melayani.
Adapun makna dari Kamis Putih, yaitu kamis, karena jatuh pada hari kamis sebelum hari Raya paskah di hari minggu.
Sementara makna putih berasal dari bahasa latin mandatum yang justru berarti "perintah."
"Hari Kamis sebelum Yesus disalibkan Dia memberi sebuah perintah (Mandatum novum do vobis – perintah baru yang Kuberikan kepadamu), yakni “Aku memberi perintah baru kepadamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi: sama seperti Aku mengasihi kamu, demikian pula kamu harus saling mengasihi” (Yohanes 13:34)," jelasnya.
Adapun selain perayaan ekaristi yang dilaksanakan sore hari untuk mengenang perjamuan malam terakhir Gereja Katolik juga mengadakan liturgi pagi.
Liturgi pagi ini untuk konsekrasi (pengkudusan/ pengkhususan) minyak suci untuk tahun yang akan datang.
Ketentuan busana hari Kamis Putih hanya untuk busana Liturgi (warna busana liturgi: putih, merah, hijau, ungu, hitam, dan jingga).
Baca juga: Masjid dan Gereja Dibangun Berdampingan, Begini Respon Bupati Lumajang Bila Ada Penolakan
Apa itu Jumat Agung?
Jumat Agung adalah hari umat Kristiani memperingati penderitaan dan kematian Yesus di kayu salib.
Sejak hari-hari awal Kekristenan, Jumat Agung diperingati sebagai hari kesedihan, penebusan dosa dan puasa.
Sebuah karakteristik yang diungkapkan dalam kata Jerman Karfreitag (Jumat yang Penuh Duka).
Dilansir dari Kemenag DIY, Jumat Agung bagi umat Katolik adalah peringatan akan peristiwa yang terjadi pada 2000 tahun yang lalu.
Di mana Yesus ditangkap oleh kaum Farisi dan diadili, dianiaya, lalu disalib, hingga wafat di kayu salib.
Umat Katolik meyakini peristiwa itu sebagai penebusan Yesus akan dosa umat manusia.
Serta menjadi rangkaian perayaan besar selama tahun liturgi Katolik.
Menurut Bimas Kristen Kemenag, ketika menelisik peristiwa kematian Tuhan Yesus di kayu salib, tertulis bahwa peristiwa menyakitkan datang menerpa diri Yesus.
Murid-murid meninggalkanNya, siksaan demi siksaan, olokan pedih, bahkan direndahkan.
Via dolorosa, jalan penderitaan saat memikul salib menjadi jalan tetesan darah yang tertumpah dari tubuh Yesus, menjadi bukti begitu menyakitkan bagi tubuh Yesus.
Kepedihan yang dirasakan Yesus bukan saja menerpa tubuh jasmani-Nya, tetapi perasaan hati Yesus pun harus menderita.
Peristiwa kematian Yesus Kristus di kayu salib menjadi lambang titik awal kehidupan baru yang akan bangkit dari dalam diri.
Makna dari peristiwa Jumat Agung ini adalah sikap keteladanan, mengampuni, memaafkan bahkan memberikan harapan kehidupan.
Yaitu dengan mendoakan agar mereka yang membenci, mencela bahkan menyiksaNya memperoleh keselamatan menjadi teladan Yesus Kristus bagi kita.
(Tribunnews.com/M Alvian Fakka) (Tribun Pontianak/Ferlianus Tedi Yahya)