Dalam latihan tersebut, China salah satunya melakukan simulasi serangan presisi terhadap Taiwan.
Latihan Filipina dan Amerika Serikat kali ini dilaporkan akan berlangsung hingga 28 April 2023.
Sebelumnya, AS dan Filipina telah mencapai kesepakatan baru yang akan membuat empat pangkalan militer tambahan digunakan oleh pasukan AS, termasuk satu di dekat Laut China Selatan yang disengketakan dan satu lagi tidak jauh dari Taiwan.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan, Amerika Serikat menegaskan komitmen tak tergoyahkan untuk mendukung Filipina melawan segala intimidasi atau paksaan, termasuk di Laut China Selatan.
Sementara itu, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin menyampaikan, AS dan Filipina merencanakan latihan baru di Laut China Selatan akhir tahun ini yang akan melibatkan negara-negara lain.
Ditanya apakah Filipina khawatir dengan reaksi China, Sekretaris Pertahanan Nasional Filipina Carlito Galvez berkata, "Kami tidak mengharapkan reaksi kekerasan mengingat latihan ini dimaksudkan untuk pertahanan kolektif kami".
Berita tentang akses pangkalan yang diperluas sendiri telah mendorong China untuk menuduh Amerika Serikat membahayakan perdamaian dan stabilitas regional.
"Negara-negara di bagian dunia ini harus menjunjung tinggi kemerdekaan strategis dan dengan tegas melawan mentalitas Perang Dingin dan konfrontasi blok," kata Duta Besar China untuk Manila, Huang Xilian, pekan lalu