TRIBUNNEWS.COM, HANNOVER - Hilirisasi industri menjadi salah satu dari dua strategi besar Indonesia yang dibawa ke pameran industri Hannover Messe di Jerman untuk menggaet para investor. Nilai investasi dalam peta jalan hilirisasi diproyeksikan mencapai 545,3 miliar dolar AS hingga 2040 untuk 21 komoditas. Hal tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo saat menyampaikan pidato pada acara pembukaan Hannover Messe 2023, di Hannover Congress Centrum, Jerman, Minggu (16/04).
Menanggapi hal tersebut, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Kiki Yuliati, menyampaikan bahwa Ditjen Pendidikan Vokasi berkomitmen untuk mendukung peta jalan hilirisasi yang disusun pemerintah. Melalui program Matching Fund atau dana padanan vokasi, Ditjen Diksi akan terus mendorong kolaborasi antara satuan pendidikan vokasi dan industri, salah satunya dalam hal hilirisasi produk riset terapan.
“Melalui Hannover Messe ini kami ingin menunjukkan bahwa kami sangat terbuka untuk bekerja sama dan berkolaborasi dalam riset-riset terapan vokasi untuk mendukung peta jalan hilirisasi pemerintah, termasuk hilirisasi produk riset terapan,” kata Dirjen Kiki, di Hannover Fair Ground, Jerman, Senin (17/04).
Dirjen Kiki mengatakan, perguruan tinggi vokasi memiliki berbagai kepakaran yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan nilai tambah suatu komoditas dan mengingatkan daya saing bangsa. Tidak hanya itu, ia menambahkan, program Matching Fund vokasi yang sudah dilaksanakan sejak 2021 lalu juga telah menghasilkan luaran riset yang sangat potensial untuk diaplikasikan dalam kehidupan masyarakat maupun keperluan industri.
“Matching Fund juga sebenarnya sudah menghasilkan banyak produk-produk inovasi yang siap dihilirisasi kan bersama mitra industri,” kata Dirjen Kiki.
Ia berharap, Hannover Messe 2023 bisa menjadi momentum baik untuk menjalin kolaborasi bersama mitra industri seluas-luasnya dalam rangka hilirisasi produk-produk inovasi yang telah dihasilkan dari satuan-satuan pendidikan vokasi di Indonesia
“Hannover Messe ini kan “showcase” bagaimana transformasi pendidikan vokasi melalui Merdeka Belajar yang sudah kita lakukan selama ini telah menghasilkan produk inovasi yang siap dihilirisasi,” kata Dirjen Kiki.
Dirjen Kiki mencontohkan produk bioplastik dari nata de coco hasil inovasi Politeknik Negeri Media Kreatif (Polimedia), Jakarta yang sangat siap untuk dihilirisasi. Menurut Dirjen Kiki, hilirisasi bioplastik nata de coco tersebut berguna untuk mendukung industri kemasan makanan serta memberikan nilai tambah bagi komoditas kelapa.
“Saya rasa masih banyak lagi produk inovasi unggulan vokasi yang siap dihilirisasi. Oleh karena itu, kami sangat terbuka untuk berkolaborasi,” Dirjen Kiki menambahkan.
Matching Fund atau yang disebut dengan dana padanan merupakan salah satu fokus dari kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka Vokasi. Program ini menyediakan bantuan pendanaan yang diperuntukkan bagi tiga program, yakni pengembangan pusat unggulan teknologi (PUT), hilirisasi produk riset terapan, beserta startup kampus vokasi yang dibangun bersama dunia kerja.
Sementara itu, Direktur Polimedia, Tipri Rose Kartini, mengatakan pihaknya sangat terbuka untuk pengembangan dan hilirisasi bioplastik nata de coco. “Sebagai salah satu negara penghasil kelapa terbesar di dunia, hilirisasi bioplastik nata de coco dapat meningkatkan nilai tambah air kelapa tua yang selama ini hanya dibuang begitu saja oleh masyarakat,” ujarnya.(*)