News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bacaan Doa

Berikut Kumpulan Amalan yang Dapat Dilakukan Pada Malam Hari Raya Idul Fitri

Penulis: muhammad abdillahawang
Editor: Endra Kurniawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gambar Idul Fitri 2023 - Berikut kumpulan amalan yang bisa dilakukan pada malam takbiran untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri disertai dengan niat salat Idul Fitri.

TRIBUNNEWS.COM - Berikut kumpulan amalan yang dianjurkan dilakukan pada malam takbiran.

Sebelumnya, Pemerintah melalui Kementrian Agama (Kemenag) telah menetapkan 1 Syawal 1444 H jatuh pada Sabtu, 22 April 2023.

Keputusan tersebut didasarkan pada keputusan sidang isbat yang dipimpin langsung Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas di Kantor Kementrian Agama, Jalan MH Thamrin No.6, Jakarta, Kamis (20/4/2023).

"Sidang isbat secara bulat menetapkan 1 Syawal 1444 H jatuh pada hari Sabtu, 22 April 2023," ujar Menag dalam konferensi pers yang digelar usai Sidang Isbat 1 Syawal 1444 H.

Hal itu berarti mayoritas umat Islam di Indonesia akan merayakan takbiran pada malam ini.

Namun tidak hanya membaca takbir saja yang bisa kita lakukan menjelang datangnya Hari Raya Idul Fitri, ada sejumlah amalan sunnah yang bisa kita amalkan di malam takbiran.

Baca juga: Tata Cara dan Niat Sholat Idul Fitri Sendirian dan Berjamaah, Dilengkapi 5 Amalan Sunah

Dikutip dari TribunJakarta.com, berikut amalan yang dianjurkan saat malam takbiran:

1. Bersilaturahmi

Banyak umat Islam merayakan malam takbir dengan mengunjungi kerabat terdekatnya untuk bersilaturahmi.

Tradisi turun temurun ini dilestarikan dengan sangat baik. Terutama Umat Islam di Indonesia.

2. Membaca Al quran

Pada hakekatnya, membaca Al quran baik dilakukan kapan saja. Tidak hanya saat malam takbir.

Namun, dengan membaca Al quran saat malam takbir membuat malam takbir hidup dengan bacaan ayat-ayat Al quran.

3. Mengumandangkan Takbir

Ketika malam kemenangan tiba, umat Islam banyak memenuhi masjid.

Mengumandangkan lafadz takbir hari raya juga dilakukan dari awal matahari terbenam sampai menjelang salat id.

للهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ لاَ اِلـٰهَ إلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ، اللهُ اَكْبَرُ وَ ِللهِ الْحَمْدُ

Allahu akbar Allahu akbar laa ilaha illallahu Allahu akbar, Allahu akbar wa lillahi ilham.

Sebenarnya, bagaimana lafaz takbir ied yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah?

Lafadz takbir ’Ied yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw adalah:

a. Lafadz takbir ‘Ied seperti disandarkan kepada Ibn Mas’ud, ‘Umar ibn al-Khattab dan ‘Ali ibn Abi Thalib, di antaranya adalah sebagai berikut:

اَللهُ أًكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ اْلحَمْدُ.

“Allahu akbar allahu akbar, la ilaha illallah wallahu akbar alllahu akbar walillahil hamd”

Artinya: “Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Tiada Tuhan melainkan Allah dan Allah Maha Besar, Allah Maha Besar dan bagi Allah-lah segala puji.”

Lafaz tersebut berdasar berdasarkan hadits riwayat Ibn Abi Syaibah, Mushannaf, tahqiq: Kamal al-Hut, juz 1 hlm 490 no. 5650, 5651, 5653. Ibn al-Mundzir, Al-Awshat, juz 7, hlm 22 no: 223, hlm 23, 24, 25 no:224, 225, 226)

Ucapan Allahu Akbar dalam takbir ‘Ied pada redaksi hadits di atas jelas hanya diucapkan dua kali, tidak tiga kali.

b. Lafadz takbir ‘Ied sesuai hadits riwayat Abdur Razaq dari Salman dengan sanad yang shahih, yang mengatakan:

كَبِّرُوْا، اَللهُ أًكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا

Artinya: “Bertakbirlah: Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Sungguh Maha Besar. (lihat ash-Shan’aniy, Subul as-Salam, Juz II: 76)

كَبِّرُوْا، اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا

Artinya: “Bertakbirlah: Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Sungguh Maha Besar. (lihat al-Baihaqi,Sunan al-Kubra, Juz III: 316)

Sementara itu, ada pula bacaan takbir yang lebih panjang lagi, yaitu Allahu Akbar Kabira wal-hamdu lil-Lahi katsira… dan seterusnya sampai wa lau karihal-kafirun, musyrikun dan lain-lain.

Berikut lafal lengkapnya.

اللّه أكْبَرُ كَبيراً، والحَمْدُ لِلَّهِ كَثيراً، وَسُبْحانَ اللَّهِ بُكْرَةً وأصِيلاً، لا إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ، وَلا نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدينَ وَلَوْ كَرِهَ الكافِرُون، لا إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَهَزَمَ الأحْزَابَ وَحْدَهُ، لا إِلهَ إِلاَّ اللّه واللَّهُ أكْبَرُ

“Allahu akbar kabira, wal hamdulillahi katsira, wa subhanallahi bukrataw wa ashila, la ilaha illallah, wa la na’budu iyyahu mukhlisina lahud din, wa law karihal kafirun, la ilaha illlallah wahdah, shadaqa wa’dah, wa nashara ‘abdah, wa hazamal ahzab wahdah, la ilaha illallah wallahu akbar”

Namun demikian, Muhammadiyah berpendapat, belum menemukan dasar atau dalil yang secara jelas menuntunkan bertakbir hari raya dengan lafaz demikian.

Di sisi lain, lafal takbir yang panjang tersebut ditemukan dalam hadis yang menunjukkan bacaan zikir pada akhir pelaksanaan shalat.

Selain itu, juga ditemukan pada sebuah hadist yang berkaitan dengan kepulangan Rasulullah dari perang, haji atau umrah.

Lafadz-lafadz yang terkandung dalam kedua hadis tersebut bukan dikhususkan untuk dibaca sebagai lafadz takbir pada hari raya Idul Fitri maupun Idul Adha.

Gambar Idul Fitri 2023 (Freepik). Berikut kumpulan amalan yang dianjurkan dilakukan pada malam takbiran untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri disertai dengan niat salat Idul Fitri.

Sementara itu, penceramah Buya Yahya mengimbau umat Islam tetap melakukan amal saleh dan menghindari kemaksiatan yang dikemas dengan bentuk hiburan.

Buya Yahya menambahkan, umat Islam hendaknya menghidupkan malam hari raya dengan melakukan ibadah.

"Memang tidak ada hadits khusus tentang ini, kendati begitu bukan berarti menghidupkan malam hari raya tidak ada kemuliaannya, maka diimbau kepada siapa saja untuk menghidupkan malam hari raya," jelas Buya Yahya dilansir Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Al-Bahjah TV.

Buya Yahya mengatakan, malam hari raya sering disalah artikan sebagai perubahan dari bulan Ramadan ke bulan Syawal yang dirayakan secara berlebihan.

"Setelah berpuasa hendaknya di malam Idul Fitri mulai menahan, setan sudah mulai bertebaran, yang selama sebulan setan dibelenggu, diikat, mulai keluar, sesuai dengan hawa nafsu kita, sehingga di malam hari raya orang mulai lepas kontrol, yang semula dekat dengan Allah, di malam ini mulai kehancuran," papar Buya Yahya.

Buya Yahya menjelaskan, membaca takbir di hari raya hukumnya sunnah, khususnya pada Hari Raya Idul Fitri.

"Takbir yang dikumandangkan di jalan-jalan adalah sunnah mulai dari terbenamnya matahari akhir Ramadhan sampai imam naik mimbar, disunnahkan kita melantunkan takbir," terang Buya Yahya.

Tambahan berupa Allahu Akbar Kabira wal-hamdu lil-Lahi katsira… dan seterusnya adalah tambahan dari Imam As-Syafi'i, Buya Yahya menuturkan makna terkandung adalah benar dan bukan suatu yang salah.

"Tambahan dari Imam Syafi'i tersebut adalah suatu yang umum dan dianggap sebagai pemberi semangat, boleh dibaca, dan dianggap sebagai kebaikan," imbuh Buya Yahya.

Itu karena terdapat doa-doa, tambahan itu pun juga diambil dari firman Allah SWT dan gabungan hadist-hadist Nabi SAW.

Sementara penambahan wa lau karihal-munafiquun, dari semula wa lau karihal-kafirun, musyrikun adalah hukumnya boleh dikumandangkan.

"Orang munafik adalah kafir bathin, maka menyebut wa lau karihal-munafiquun sangat tidak apa-apa dan aman," pungkas Buya Yahya.

Niat Salat Idul Fitri

Bagi Anda yang terbiasa melafadzkan niat, berikut niat sholat Hari Raya Idul Fitri:

اُصَلِّى سُنَّةً لِعِيْدِ الفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا/مَأْمُوْمًا للهِ تَعَالَى

Usholli sunnatan liidil fitri rok’ataini mustaqbilal qiblati adaan (imaman/makmuman) lillahi ta’ala

Artinya: “Aku menyengaja sembahyang sunnah Idul Fitri dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai imam/makmum karena Allah SWT.”

(Tribunnews.com/Abdillah Awang/Banjarmasinpost.co.id/Mariana/TribunJakarta.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini