Laporan Wartawan Tribunnews.com Rahmat W. Nugraha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melaksanakan sidang etik untuk penelitinya Andi Pangerang Hasanuddin, Rabu (26/4/2023).
Adapun sidang etik itu lantaran yang bersangkutan beberapa hari lalu viral di media sosial karena mengancam warga Muhammadiyah.
Koordinator Komunikasi Publik BRIN, Dyah R Sugiyanto mengatakan sidang yang dijalani Andi Pangerang Hasanuddin berjalan tertutup untuk publik.
"Sidang tertutup, untuk konferensi pers belum ada arahan lebih lanjut. Nanti kami akan update," kata Dyah kepada Tribunnews.com, Rabu (26/4/2023).
BRIN dietahui telah melakukan pengecekan atas informasi dan status dari penulis komentar yang meresahkan masyarakat.
Baca juga: Polri Kumpulkan Bukti soal Laporan ke Peneliti BRIN Terkait Dugaan Ancaman Pembunuhan
Komentar yang ditulis seorang peneliti BRIN bernama Andi Pangerang Hasanuddin dinilai tak bijak terkait diskusi tentang perbedaan penetapan 1 Syawal 1444 H.
Akibat dari komentarnya itu yang bersangkutan akan menjalani sidang sidang etik.
"Sidang Majelis Etik ASN, diagendakan Rabu (26/4/2023). Setelahnya sidang Majelis Hukuman Disiplin ASN untuk penetapan sanksi final," kata Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko dalam keterangannya kepada Tribunnews.com Selasa (25/4/2023).
Baca juga: Didukung, Langkah Polri Proses Peneliti BRIN yang Ancam Warga Muhammadiyah
Terkait dengan polemik yang tengah dihadapi perisetnya, Handoko mengatakan meski itu masalah pribadi, pihaknya ikut meminta maaf kepada seluruh warga Muhammadiyah di Indonesia.
"BRIN meminta maaf, khususnya kepada seluruh warga Muhammadiyah, atas pernyataan dan perilaku salah satu sivitas BRIN, meskipun ini adalah ranah pribadi yang bersangkutan," ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang Hasanuddin berkomentar tak bijak di akun Facebook peneliti antariksa BRIN, Prof Thomas Djamaluddin.
Polemik itu bermula Prof Thomas menuliskan keheranannya dengan Muhammadiyah yang tidak taat kepada pemerintah terkait penentuan Lebaran 2023, namun ingin memakai lapangan untuk salat Idul Fitri.
Baca juga: Partai Ummat Minta Polisi Tangkap Pegawai BRIN yang Ancam Bunuh Warga Muhammadiyah
Kemudian hal itu dikomentari oleh AP Hasanuddin yang dianggapnya Muhammadiyah menjadi musuh bersama dalam takhayul, bidah dan churofat.