News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Hari Buruh

May Day 2023, Bakal Ada Deklarasi Kecil dan Capres 2024 dari Partai Buruh?

Penulis: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Aliansi buruh menggelar peringatan hari buruh sedunia (May Day) di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, Sabtu (14/5/2022). Disebut-sebut bakal ada deklarasi koalisi kecil hingga pernyataan Partai Buruh soal Capres 2024, tapi Bawaslu sudah wanti-wanti.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejak jauh-jauh hari Presiden Partai Buruh Said Iqbal mengatakan akan mendeklarasikan koalisi kecil untuk melawan koalisi besar pada peringatan Hari Buruh atau May Day pada 1 Mei 2023 hari ini.

Dijelaskan Said Iqbal, koalisi kecil ini tidak hanya mengajak bergabungnya partai politik non parlemen maupun parpol baru, tapi juga masyarakat sipil, seperti serikat buruh, serikat petani, serikat nelayan, guru dan tenaga honorer, para aktivis perempuan dan lingkungan hidup maupun kelompok masyarakat sipil lainnya.

Tak hanya itu, Said Iqbal juga akan mendeklarasikan pernyataan sikap soal sosok calon presiden yang akan didukung dalam Pilpres 2024.

Akankan dua peristiwa ini terjadi pada May Day 2023 ?

Sementara itu, Partai Buruh sudah mendapat pesan khusus dari Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) agar partai pimpinan Said Iqbal itu tak membawa atribut parpol serta tak menyuarakan isu tentang perburuhan pada peringatan Hari Buruh Internasional, Senin (1/5/2023) besok.

Ketua Tim Pemenangan Partai Buruh Said Salahudin beranggapan bahwa pesan yang disampaikan Bawaslu itu merupakan bentuk ancaman dan menganggap adanya kecenderungan politik.

Ia juga mempertanyakan bagaimana bisa lembaga pengawas pemilu itu hanya menyampaikan pesan tersebut kepada salah satu parpol tertentu.

Dikatakan Salahudin pihaknya pun secara tegas menentang kebijakan yang diambil oleh Bawaslu dan menganggap bahwa hal itu membahayakan dari segi demokrasi.

Ganjar Pranowo Bakal Temui Pimpinan Organisasi Buruh Saat May Day

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani Nena Wea menyampaikan kabar terbaru soal kehadiran calon presiden Ganjar Pranowo dalam peringatan Hari Buruh atau May Day pada Senin (1/5/2023).

Ganjar, kata Andi Gani, bakal bertemu sejumlah pimpinan organisasi buruh.

"Saya sudah berkomunikasi langsung dengan Mas Ganjar. Besok setelah dari Istora Senayan, saya dan beberapa pimpinan konfederasi buruh terbesar di Indonesia bertemu langsung dengan Mas Ganjar," kata Andi Gani di Jakarta, Minggu (30/4).

Baca juga: Megawati Kantongi 10 Nama Cawapres, Jokowi 7 Nama, Ganjar Pranowo 8 Nama

Gubernur Jawa Tengah sekaligus capres PDI Perjuangan Ganjar Pranowo saat CFD di Gelora Bung Karnk (GBK), Jakarta Pusat, Minggu (30/4/2023). (Tribunnews.com/Naufal Lanten)

Andi Gani mengungkapkan, pertemuan dengan Ganjar Pranowo untuk berdiskusi banyak hal yang berkaitan dengan kesejahteraan buruh.

Dirinya mengungkapkan pertemuan Ganjar dengan pimpinan buruh bakal dilakukan di kawasan Jakarta Selatan.

"Awalnya Mas Ganjar mau hadir di Istora Senayan. Namun karena ada beberapa pertimbangan, pertemuan pindah tempat dari Istora Senayan ke kawasan Jakarta Selatan dan setelah pertemuan akan ada pernyataan pers bersama dengan Ganjar Pranowo," ungkapnya.

Sebelumnya, dalam acara bertajuk May Day Fiesta yang dipusatkan di Istora Senayan, buruh mengundang Ganjar Pranowo untuk dijadwalkan hadir memberikan sambutan dalam peringatan May Day.

Namun mengingat jadwal yang padat, kata Andi Gani, kehadiran Ganjar harus dikonfirmasi dan dipastikan kembali.

Presiden KSPSI Andi Gani Nena Wea di konferensi pers menanggapi terbitnya Perppu Cipta Kerja 2/2022 di Jakarta, Selasa (3/1/2023).  (Tribunnews/Endrapta)

Dalam kesempatan itu, Andi Gani mengatakan, 50 ribu massa buruh akan menghadiri peringatan  May Day.

Rencananya, aksi akan dimulai di Patung Kuda Monas, Jakarta, pada pukul 11.00 WIB. Lalu, buruh akan long march ke Istora Senayan untuk berkumpul menghadiri puncak perayaan May Day.

Calon presiden dari PDIP Ganjar Pranowo mengatakan, tidak menghadiri peringatan May Day di Jakarta besok.

"Pertemuan besok dengan buruh nggak," kata Ganjar di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Minggu (30/4/).

Gubernur Jawa Tengah ini menyebutkan bahwa ia akan mengadiri perayaan hari buruh yang akan dilaksanakan pada 5 Mei 2023. "Kalau May Day di Jawa Tengah tanggal 5, rencananya perayaannya di tanggal itu," ucapnya.

Partai Buruh Akan Deklarasi Koalisi Kecil saat Peringatan May Day di Istora Senayan

Presiden Partai Buruh Said Iqbal mengatakan akan mendeklarasikan koalisi kecil untuk melawan koalisi besar pada peringatan Hari Buruh atau May Day pada 1 Mei 2023.

Dijelaskan Said Iqbal, koalisi kecil ini tidak hanya mengajak bergabungnya partai politik non parlemen maupun parpol baru, tapi juga masyarakat sipil, seperti serikat buruh, serikat petani, serikat nelayan, guru dan tenaga honorer, para aktivis perempuan dan lingkungan hidup maupun kelompok masyarakat sipil lainnya.

"Dalam May Day Fiesta di Istora Senayan dan di Istana akan disampaikan beberapa deklarasi, yaitu deklarasi koalisi kecil melawan koalisi besar yang dimotori Partai Buruh," kata Said Iqbal dalam konferensi pers secara daring, Sabtu (29/4/2023).

"Jadi nanti kita akan ajak partai nonparlemen maupun parpol baru, tapi juga civil society," lanjutnya.

Said Iqbal menyebut koalisi kecil ini didedikasikan untuk melawan munculnya kembali gejala demokrasi terpimpin.

Tiga ciri munculnya gejala demokrasi terpimpin itu menurutnya yakni adanya aturan presidential threshold 20 persen, kemudian parliamentary threshold 4 persen, terakhir adalah terbentuknya koalisi besar.

"Itu lah tiga ciri munculnya demokrasi terpimpin yang membahayakan demokrasi di Indonesia. Partai Buruh dengan segala keterbatasannya mengajak parpol nonparlemen, parpol baru dan masyarakat sipil untuk membangun koalisi kecil," ungkap Said Iqbal.

Presiden Partai Buruh Said Iqbal dalam konferensi pers bersamaan aksi unjuk rasa di depan kantor Kemenaker RI, Jakarta Selatan, Selasa (21/3/2023). (Tribunnews.com/Ibriza Fasti Ifhami)

Adapun pada peringatan Hari Buruh atau May Day yang jatuh pada Senin, 1 Mei 2023 mendatang, puluhan ribu buruh akan menggelar aksi di depan Istana Negara dan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) Jakarta Pusat.

Pelaksanaan aksi akan berlangsung mulai pukul 09.30 hingga 12.30 WIB.

Partai Buruh dan organisasi serikat buruh lainnya akan bergabung dengan target massa 100 ribu orang.

Sampai Sabtu ini, kata dia, jumlah yang sudah terkonfirmasi akan hadir sebanyak 50 ribu orang.

"Jumlah massa diperkirakan sekitar target kami 100 ribu orang, tetapi baru terkonfirmasi hari ini 50 ribu orang lebih akan ikut aksi massa di depan Istana dan Gedung MK," kata Said Iqbal.

Para buruh yang ikut meramaikan aksi May Day pada 1 Mei mendatang berasal dari berbagai wilayah seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.

Setelah aksi di Istana dan Gedung MK selesai, massa buruh akan bergeser menuju Istora Senayan. Di lokasi ini digelar May Day Fiesta yang berlangsung sampai pukul 17.00 WIB.

Pada acara May Day Fiesta nanti, akan diisi oleh pidato-pidato para pimpinan buruh, beberapa deklarasi, serta orasi politik dari Presiden Partai Buruh.

Beberapa kandidat calon presiden juga disebut Said Iqbal bakal hadir. Namun saat ini nama-nama tersebut belum ada yang mengonfirmasi untuk hadir.

Partai Buruh Akan Buat Pernyataan Sikap Soal Capres 2024 Saat May Day

Presiden Partai Buruh Said Iqbal mengatakan pihaknya akan mendeklarasikan pernyataan sikap soal sosok calon presiden yang akan didukung dalam Pilpres 2024.

Deklarasi ini akan disampaikan bertepatan dengan peringatan Hari Buruh atau May Day yang jatuh pada Senin 1 Mei 2023.

"Partai Buruh akan membuat pernyataan sikap siapa calon presiden yang diusung pro buruh dan kelas pekerja," kata Said Iqbal dalam konferensi pers daring, Sabtu (29/4/2023).

Ia menegaskan bahwa capres yang akan mereka usung adalah sosok yang pro buruh dan pro terhadap kelas pekerja.

Adapun syarat paling utama lanjut Said Iqbal, sosok capres tersebut tidak pro terhadap Omnibus Law Cipta Kerja.

"Capres tersebut tidak boleh pro Omnibus Law Cipta Kerja, syarat paling utama. Pernyataan sikap akan Partai Buruh ini akan disampaikan secara terbuka di dalam aksi May Day," ujarnya.

"Siapa calon presidennya tentu akan kami sampaikan nanti pada tanggal 1 Mei 2023," lanjut dia.

Baca juga: Hari ini 50.000 Buruh Kepung Istana Negara, MK dan May Day Fiesta di Istora Senayan

Sebagai informasi pada peringatan Hari Buruh atau May Day yang jatuh pada Senin, 1 Mei 2023 mendatang, puluhan ribu buruh akan menggelar aksi di depan Istana Negara dan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) Jakarta Pusat.

Pelaksanaan aksi akan berlangsung mulai pukul 09.30-12.30 WIB.

Partai Buruh dan organisasi serikat buruh lainnya akan bergabung dengan target massa 100 ribu orang. Sampai Sabtu ini, kata Said Iqbal, jumlah yang sudah terkonfirmasi hadir sebanyak 50 ribu orang.

"Jumlah massa diperkirakan sekitar target kami 100 ribu orang, tetapi baru terkonfirmasi hari ini 50 ribu orang lebih akan ikut aksi massa di depan Istana dan Gedung MK," kata Said Iqbal.

Para buruh yang ikut meramaikan aksi May Day pada 1 Mei mendatang berasal dari berbagai wilayah seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.

Setelah aksi di Istana dan Gedung MK selesai, massa buruh akan bergeser menuju Istora Senayan.

Di lokasi ini digelar May Day Fiesta yang berlangsung sampai pukul 17.00 WIB.

Pada acara May Day Fiesta akan diisi oleh pidato-pidato para pimpinan buruh, beberapa deklarasi, serta orasi politik dari Presiden Partai Buruh.

Beberapa kandidat calon presiden juga disebut Said Iqbal bakal hadir.

Namun saat ini nama-nama tersebut belum ada yang mengonfirmasi untuk hadir.

Partai Buruh Dilarang Bawaslu Bawa Atribut dan Suarakan Kepentingan saat Peringatan May Day

Partai Buruh mendapat pesan khusus dari Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) agar partai pimpinan Said Iqbal itu tak membawa atribut parpol serta tak menyuarakan isu tentang perburuhan pada peringatan Hari Buruh Internasional, Senin (1/5/2023) besok.

Ketua Tim Pemenangan Partai Buruh Said Salahudin beranggapan bahwa pesan yang disampaikan Bawaslu itu merupakan bentuk ancaman dan menganggap adanya kecenderungan politik.

"Sebagian dari mereka tampaknya sedang bermain politik dengan topeng sebagai pengawas," ujar Said dalam keterangan tertulisnya, Minggu (30/4/2023).

Ia juga mempertanyakan bagaimana bisa lembaga pengawas pemilu itu hanya menyampaikan pesan tersebut kepada salah satu parpol tertentu.

Dikatakan Salahudin pihaknya pun secara tegas menentang kebijakan yang diambil oleh Bawaslu dan menganggap bahwa hal itu membahayakan dari segi demokrasi.

"Karena tidak mungkin Partai Buruh diminta untuk tidak merayakan Hari Buruh Intenasional dan dilarang menyuarakan kepentingan buruh," jelasnya.

"Sedangkan jati diri dan alasan Partai Buruh didirikan adalah untuk membela kepentingan kelas pekerja," sambungnya.

Lanjut Salahudin berdasarkan larangan itu, menurut Salahudin Bawaslu belum bisa memahami mengenai kultur buruh itu sendiri.

Dijelaskan Salahudin sebab menurutnya antara buruh dan Partai Buruh merupakan dua entitas yang telah menyatu dan tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lain.

"Mereka tidak paham bahwa buruh dan Partai Buruh adalah dua entitas yang menyatu dan tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lain," pungkasnya.

Partai Buruh menggelar aksi unjuk rasa menolak Perppu Omnibus Law Cipta Kerja (Ciptaker), di Gedung Parlemen RI, Jakarta Pusat, Senin (13/3/2023). (Ibriza)

Partai Buruh Bantah Ajang Peringatan May Day 2023 Sebagai Panggung Kampanye Politik

Partai Buruh merespon pesan yang disampaikan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) yang melarang membawa atribut partai dan menyampaikan kepentingan buruh saat peringatan May Day 2023, Senin (30/4/2023) besok.

Terkait hal ini Ketua Tim Pemenangan Partai Buruh Said Salahudin mengatakan, jika pelarangan yang disampaikan oleh Bawaslu itu didasari untuk mengantisipasi pihaknya melakukan kampanye, maka ia dengan tegas membantah.

Menurutnya, dalam peringatan Hari Buruh besok murni perayaan internal kelas pekerja yang diakomodir oleh partai berwarna oranye itu.

"Kalau alasannya dianggap sebagai kampanye di luar jadwal, ini tidak betul. May Day adalah peringatan internal kaum buruh, bukan kegiatan kampanye yang ditujukan untuk masyarakat umum," tegas Said Salahudin dalam keterangan tertulisnya, Minggu (30/4/2023).

Lanjut Salahudin, jika pada perayaan Hari Buruh terdapat poster, spanduk, atau orasi yang menyuarakan tentang kepentingan kaum pekerja maka hal itu menurutnya sulit dihindari karena memang sejalan dengan program partainya.

Mengenai hal ini juga kata Salahudin, ketidakmengertian pihak Bawaslu tentang kultur kelas pekerja, tidak boleh berujung pada kekeliruan menjalankan fungsi pengawasan yang dapat menyebabkan kesalahan dalam menerapkan aturan Pemilu.

Salahudin pun mengatakan, bahwa dirinya pernah berkecimpung dibidang pemantauan dan pengawasan Pemilu oleh sebabnya ia mengaku mengerti betul mengenai aturan yang ada.

"Sebagai orang yang memahami Pemilu dapat saya pastikan acara May Day yang diikuti bahkan diselenggarakan oleh Partai Buruh pada tanggal 1 Mei 2023 tidak ada hubungannya dengan kegiatan kampanye," pungkasnya. (tribun network/thf/Tribunnews.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini