News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Google Doodle Kenang Prof Dr Sulianti Saroso, Dokter Wanita Indonesia di Masa Penjajahan

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nuryanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Prof. Dr. Sulianti Saroso ditampilkan dalam Google Doodle hari ini, Rabu (10/5/2023) - Berikut ini riwayat hidup Prof. Dr. Sulianti Saroso.

Di situ, ia dan teman-teman menggalang pengakuan resmi bagi kemerdekaan Indonesia.

Saat pasukan Pemerintahan Hindia Belanda menyerbu dan menduduki Yogyakarta pada Desember 1948, ia termasuk ke  dalam daftar panjang para pejuang kemerdekaan yang ditahan.

Setelah kemerdekaan, Prof Dr Sulianti Saroso kembali bekerja di Kementerian Kesehatan.

Prof. Dr. Sulianti Saroso lalu melanjutkan pendidikannya di Eropa dan Amerika Serikat, di mana dia memperoleh beberapa gelar lanjutan dalam kesehatan masyarakat. 

Prof. Dr. Sulianti Saroso juga menerima beasiswa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mempelajari sistem kesehatan ibu dan anak di seluruh Eropa. 

Foto lama Sulianti Saroso bersama suami yang direproduksi pada Rabu (3/6/2020). Sulianti lahir pada 10 Mei 1917 di Karangasem, Bali, dan meninggal dunia pada 29 April 1991. Namanya kemudian diabadikan menjadi nama sebuah rumah sakit. Yaitu, Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso. TRIBUNNEWS/HO/DOKUMENTASI KELUARGA (TRIBUN/HO/DOKUMENTASI KELUARGA)

Baca juga: Google Doodle Hari Ini Tampilkan Sapardi Djoko Damono, Peringati Hari Ulang Tahunnya yang ke-83

Jasa Prof Dr Sulianti Saroso di Indonesia

Ketika ia kembali ke Indonesia pada 1952, Prof Dr Sulianti Saroso membantu membawa pendidikan KB dan keluarga berencana ke tanah airnya. 

Tak lama setelah kembali, ia bergabung dengan Kementerian Kesehatan Indonesia untuk memimpin program yang meningkatkan akses kesehatan bagi perempuan, anak-anak, dan penduduk desa.

Setelah karir yang panjang dan sukses di bidang kesehatan masyarakat, Prof Dr Sulianti Saroso mulai mengajar di Universitas Airlangga pada 1969.

Dia membantu melatih generasi dokter dan petugas kesehatan berikutnya.

Prof Dr Sulianti Saroso kemudian menjadi Presiden perempuan kedua Majelis WHO.

Dia bertugas di beberapa organisasi terkemuka, termasuk Komite Pakar Kesehatan Ibu dan Anak WHO, Komisi Pengembangan Masyarakat PBB di Negara-negara Afrika, dan Komisi Nasional Perempuan Indonesia. 

Prof Dr Sulianti Saroso ditempatkan di Yogya sebagai Kepala Jawatan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan RI.

Ia menggunakan dukungan publik untuk mengajarkan pendidikan seks dan gerakan Keluarga Berencana (KB), termasuk menggunakan alat kontrasepsi.

Kini, nama Prof Dr Sulianti Saroso diabadikan menjadi nama Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof Dr Sulianti Saroso di Jakarta.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)(Banjarmasinpost.co.id/Murhan)

Artikel lain terkait Google Doodle

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini