Setelah mengalami keguguran lengkap, rasa nyeri dan perdarahan yang terjadi akan berkurang secara signifikan.
4. Keguguran yang terlewatkan (missed abortion)
Berbeda dari jenis lain, missed abortion terjadi karena janin tidak berkembang atau kehamilan kosong (blighted ovum).
Missed abortion tidak menimbulkan gejala seperti keguguran pada umumnya sehingga ibu yang mengalaminya sering tidak sadar bahwa dirinya hamil.
5. Keguguran berulang (recurrent abortion)
Keguguran berulang terjadi ketika ibu hamil mengalami dua kali atau lebih keguguran secara berturut-turut.
Penyebabnya yang paling sering adalah kelainan genetik pada ibu, contohnya sindrom antifosfolipid.
Baca juga: Cerita Perjalanan Hijrah, Aryani Fitriana Akui Hamil Pasca-keguguran Tak Lama Setelah Berhijab
Penyebab Keguguran
Penyebab keguguran yang paling umum adalah kelainan kromosom yang membuat bayi tidak berkembang secara normal, atau bahkan terjadi kehamilan kosong (blighted ovum).
Kelainan kromoson tersebut bisa terjadi tanpa diduga, atau karena kelainan genetikyang diturunkan dari orang tua.
Masalah pada plasenta juga bisa menyebabkan keguguran.
Selain itu, ada faktor - faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya keguguran, antara lain:
- Penyakit infeksi, seperti toxoplasmosis, rubella, sifilis, malaria, HIV, gonore, atau sepsis
- Penyakit autoimun, seperti lupus dan sindrom antifosfolipid