Laporan Wartawan Tribunnews.com Rahmat W. Nugraha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi PAN sekaligus anggota Komisi II DPR RI Guspardi Gaus menilai wacana duet Airlangga Hartarto dan Zulkifli Hasan sebagai poros ke empat Pilpres 2024 merupakan sebuah terobosan yang rasional.
Menurutnya, semakin banyak calon pasangan capres-cawapres, bersamanya juga akan berbanding lurus dengan semakin memperkaya gagasan yang dihasilkan mengenai visi dan agenda kebangsaan.
"Ibarat pepatah, lain lubuk lain airnya, lain pula ikannya. Lain orang lain pemikiran, lain pula idenya dan gagasannya," ujar Guspardi dalam keterangannya dikutip Selasa (30/5/2023).
Baca juga: Plt Ketua Umum PPP Ingin KIB Berpisah Baik-baik jika Beda Dukungan Capres-Cawapres
Sehingga dikatakan Guspardi, duet ketua umum partai berlambang pohon beringin dan matahari putih itu bisa jadi alternatif baru yang bisa dipertimbangkan rakyat.
"Semakin banyak pasangan, semakin banyak gagasan, semakin beragam pula alternatif rakyat punya pilihan," ungkap Politisi PAN itu.
Legislator asal Sumatera Barat II ini mengemukakan, skenario poros ke empat itu muncul karena keduanya dijagokan maju lantaran PAN dan Golkar bisa memenuhi Presidential Treshold 20 persen.
"Bisa mendaftarkan capres dan cawapres sendiri usai mengantongi 22,43 persen atau telah melewati syarat ambang batas Presidential Treshold 20 persen dari jumlah kursi DPR," tutupnya.
Diberitakan sebelumnya Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia mengamini wacana duet Golkar-PAN membuka peluang Airlangga Hartarto jadi calon presiden.
"Ya tentu (Peluang Airlangga capres), kami partai golkar ini pertama partai terbuka jadi bisa berkomunikasi dengan siapa saja," kata Doli ditemui di Jakarta Barat, Minggu (28/5/2023).
Baca juga: Pertemuan PPP-PDIP, Mardiono: Perkuat Kerja Sama Politik Meracik Capres dan Cawapres Yang Pas!
Kemudian dikatakan Doli peluang Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto jadi calon presiden terbuka karena partainya merupakan pemenang pemilu kedua di tahun 2019.
"Kedua, dengan posisi kami pemenang pemilu kedua tahun 2019, itu memang sangat dimungkinkan. Misalnya dengan urutan yang ke bawah, sama Gerindra cukup (Presidential Threshold)," kata Doli
Begitu juga dengan partai-partai lainnya dikatakan Doli Golkar cukup memenuhi persyaratan Presidential Threshold 20 persen.
"Nasdem, PKB, Demokrat cukup, PKS juga cukup, dengan PAN juga cukup, apalagi dengan PDIP, semakin cukup lagi," tegasnya.