TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI meminta masyarakat calon pemilih pada Pemilu 2024 mendatang untuk tidak mudah tersulut oleh berita bohong atau hoaks hingga ujaran kebencian.
"Kalau ada berita soal pemilu, ini kok menyebarkan kebencian? Berita bohong. Enggak usah diteruskan. Cukup dibaca, dihapus. Begitu diteruskan melahirkan kebencian baru," kata Anggota Bawaslu RI Totok Hariyono dalam program Gerakan Cerdas Memilih di Kantor Radio Republik Indonesia (RRI), Jakarta Pusat, Rabu (31/5/2023).
Dalam pemilu mendatang diketahui anak muda menjadi mayoritas pemilih.
Ia berharap anak muda ini turut berpartisipasi dalam pesta demokrasi ini.
Sebagaimana diketahui sejauh ini sudah terdaftar 204 juta calon pemilih di KPU untuk Pemilu 2024 dan sedang diperiksa kegandaannya oleh lembaga penyelenggara pemilu ini.
Dari total angka tersebut, 50 persen atau 106 jutanya merupakan generasi yang lahir dari tahun 1981 hingga 2012.
Peran anak muda penting, kata Totok, untuk proses kemajuan bangsa dalam lima tahun ke depan.
"Para pemuda ini luar biasa, supaya pemilihan enggak perang-perangan. Ada pemilu enggak usah kelahi, cukup ke bilik suara, coblos," ujar Totok.
"Kalau tanpa anak muda, rusak bangsa. Harapan di teman-teman supaya ke depan enggak ada pemimpin bikin onar," tambahnya.
Lebih lanjut, Totok juga mengingatkan, masyarakat tak hanya tersulut oleh ujaran kebencian dan informasi bohong yang memicu perpecahan ihwal Pemilu 2024.
Baca juga: Bawaslu Pastikan Verifikasi Administrasi Bakal Caleg DPR RI Lancar dan Tidak Ada Masalah
Namun juga untuk tidak ikut berpartisipasi dalam memastikan setiap tahapan berjalan jujur.
"Kalau ada orang bagi sembako, laporkan. Kalau diam-diam enggak ketahuan, itu tugas teman-teman lapor," jelasnya.