News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kelompok Bersenjata di Papua

Langkah Strategis dan Peringatan Keras Laksamana Yudo Margono Soal Prajurit Pengkhianat di Papua

Penulis: Gita Irawan
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Lucky Y Matuan alias Lukius (kiri atas), Yotam Bugiangge (kanan atas), Senat Soll (kiri bawah), Seth Rumkorem (tengah bawah), dan Elieser Awom (kanan bawah). Mereka adalah prajurit TNI yang membelot dan memilih bergabung KKB Papua.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejak tahun 1970-an tercatat sejumlah oknum prajurit TNI yang berkhianat dan menjadi anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua.

Pimpinan TNI pada setiap era memiliki pendekatannya masing-masing dalam menghadapi fenomena pengkhianatan prajurit tersebut.

Begitu pula Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono yang resmi menjabat sejak 19 Desember 2022 hingga saat ini.

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Muda Julius Widjojono mengatakan, Laksamana Yudo melakukan sejumlah langkah strategis terkait fenomena itu.

Langkah strategis tersebut di antaranya berupa reward and punishment.

Yudo, kata Julius, tidak sungkan memberikan penghargaan bagi prajurit yang berprestasi.

Namun demikian di sisi lain, kata Julius, Yudo juga tidak segan memberikan hukuman maksimal, bahkan hukuman mati. 

"Setahu saya di era Pak Yudo tidak ada (oknum prajurit yang membelot ke KKB)," kata Julius ketika dihubungi Tribunnews.com pada Jumat (2/6/2023).

"Langkah strategisnya, penuhi hak-hak anggota, optimalkan kualitas perlengkapan, berikan reward yang berprestasi dan berikan hukuman maksimal untuk pelangaran-pelanggarannya, bahkan hingga hukuman mati," sambung dia.

Peringatan Keras Laksamana Yudo Margono 

Terkait dengan pengkhianatan, Laksamana Yudo pernah memberikan peringatan keras saat memberikan pengarahan kepada aparat penegak hukum di lingkungan TNI di Aula Gatot Subroto Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur pada Rabu (3/5/2023).

Peringatan keras tersebut di antaranya menyangkut tingginya angka perkara penyalahgunaan senjata api dan munisi di lingkungan TNI di wilayah Kodam XVII Cenderawasih.

Berdasarkan data yang dimilikinya, terdapat 27 perkara penyalahgunaan senjata api dan munisi pada tahun 2022.

Baca juga: 6 Prajurit TNI Bergabung KKB Papua: Ada yang Jadi Pimpinan KKB hingga Anak Mayor TNI

Angka tersebut, naik sebesar 270 persen dari tahun sebelumnya.

"Hal-hal yang seharusnya tidak boleh terjadi, apalagi di daerah rawan karena secara tidak langsung telah membunuh kawannya sendiri dan rakyat. Harus diberikan hukuman yang setimpal bagi anggota TNI karena telah menjadi seorang pengkhianat bangsa," kata Yudo.

Yudo menilai TNI perlu melaksanakan evaluasi dari banyaknya kasus penyalahgunaan senjata api dan amunisi. 

Masih adanya disparitas atau perbedaan hukuman terhadap pelaku penyalahgunaan amunisi khususnya yang terjadi di daerah operasi membuat efek jera yang minim akibat hukuman yang relatif ringan. 

Oleh karena itu, kata dia, perlu ada pemahaman terhadap surat edaran Mahkamah Agung Nomor 5 tahun 2021 tentang penjualan senjata atau amunisi kepada musuh. 

"Disebutkan prajurit TNI yang menjual senjata api atau munisi kepada pihak musuh atau kepada orang yang diketahui atau patut diduga berhubungan dengan musuh oleh karenanya dapat dikenakan pasal 64 ayat 1 KUHP PM sebagai penghianat militer dan ancaman hukuman mati, pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara maksimal 20 tahun," kata Yudo.

Yudo juga memberikan penekanan kepada seluruh jajarannya untuk melakukan deteksi dan cegah dini terlebih lagi terkait penyalahgunaan senpi dan amunisi.

Ia pun memerintahkan jajarannya untuk mengembangkan teknik dan mekanisme pre-emptive dan tidak pasif sehingga hanya terkesan sebagai pemadam kebakaran.

Yudo juga memerintahkan jajaran untuk merespon atau menindaklanjuti secara cepat dan tepat terhadap kasus-kasus menonjol sehingga tidak menunggu viral baru diproses.

Baca juga: Anggota TNI Membelot ke KKB Papua, Apa Penyebabnya? Ini Kata Pengamat Militer

Bagi aparat penegak hukum yang melanggar, kata Yudo, harus mendapat sanksi yang lebih berat.

Ia pun memerintahkan mereka untuk meningkatkan komunikasi dan koordinasi antara aparat penegak hukum dengan Ankum atau Pepera.

Yudo juga memerintahkan mereka megang teguh rahasia jabatan dan menghindari laporan kegiatan disebarluaskan melalui sosial media.

Khusus bagi pelaku penjual senpi dan amunisi, kata dia, agar dijerat dengan pasal pidana berlapis dengan ancaman hukuman maksimal berupa  hukuman mati untuk memberikan efek jera.

"Prajurit sejati tidak akan menangis karena kematian,  tapi dia hanya menderita melihat pengkhianatan dan ketidaksetiaan. Prajurit TNI telah bersumpah atas nama Tuhan mengabdi untuk negeri, berjuang demi NKRI dan bersumpah setia kepada Pancasila," tegas Yudo.

6 Oknum TNI Pembelot

Bergabungnya anggota TNI dengan KKB Papua bukanlah hal baru.

Dirangkum Tribunnews.com, berikut ini 6 prajurit TNI yang membelot dan beralih ke KKB Papua:

1. Lucky Y Matuan alias Lukius

Lucky Y Matuan alias Lukius sudah bergabung dengan KKB Papua sejak Februari 2021, ketika ia menghilang dari tempatnya bertugas.

Bergabungnya Lukius dengan KKB ini disampaikan oleh Juru Bicara Organisasi Papua Merdeka (OPM), Sebby Sambom.

"Ada seorang prajurit TNI yang telah bergabung dengan TPN sejak Februari lalu, dan saat ini bersama pasukan TPNPB (Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat)" ungkap Sebby lewat pesan singkat, Jumat (16/4/2023).

Menurut Sebby, Lukius bergabung dengan KKB Papua atas kesadarannya sendiri.

Ia menambahkan, Lukius telah menyerang tempatnya bertugas, pos TNI di Bulapa, saat awal bergabung dengan KKB Papua.

Sebby menyebut Lukius berhasil menembak tiga prajurit TNI dalam serangan itu.

"Lucky Matuan mantan anggota TNI yang bergabung dengan TPNPB, bertugas di Pos TNI Bulapa Kabupaten Intan Jaya."

"Bahkan, dia juga menyerang pos TNI Bulapa," urai Sebby.

Aksi pengkhianatan yang dilakukan Lukius juga telah dibenarkan Jenderal (Purn) TNI Andika Perkasa saat masih menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).

Andika mengatakan Lukius yang berpangkat Pratu sudah terdeteksi bergabung dengan KKB Papua sejak Februari 2021, ketika meninggalkan pos tempatnya berajaga.

"Sebetulnya, terdeteksinya (bergabung KKB) pada bulan Februari yang lalu, di mana dia meninggalkan pos," terang Andika Perkasa, Selasa (20/4/2021).

Sebelum bertugas di Papua, Lukius yang lahir di Wamena, ditempatkan di Jawa Tengah.

"Dia berusia 24 tahun, lahir dan besar di Wamena."

"Ditempatkan setelah bertugas di salah satu Batalyon Infanteri di Jawa Tengah," ujar Andika.

2. Yotam Bugiangge

Yotam Bugiangge juga bergabung dengan KKB Papua setelah menghilang dari tempatnya bertugas di Kompi C Senggi, Kabupaten Keerom, Papua pada 17 Desember 2021.

Ia kabur membawa satu pucuk senjata SS-2 VI pada Jumat (17/12/2021) sore pukul 17.00 WIT, saat melaksanakan tugas jaga.

"Prada Yotam Bugiangge diketahui tidak hadir tanpa keterangan dari kesatuan pada hari Jumat, 17 Desember 2021, pukul 17.00 WIT."

"Ia membawa senjata 1 pucuk SS-2 V1 bertempat di Mayonif 756/WMS, Kabupaten Keerom," ujar Kolonel Inf Aqsha Erlangga yang saat itu menjabat sebagai Kapendam XVII/Cenderawasih, melalui keterangan tertulis, Senin (20/12/2021).

Sama seperti Lukius, Yotam juga putra asli Papua yang lahir di Nduga pada 24 Mei 1999.

Kabar terbaru menyebutkan Yotam Bugiangge kini telah menjadi pimpinan sebuah KKB Papua di wilayah Nduga.

Pada 26 Mei 2023 lalu, KKB pimpinan Yotam menyerang aparat TNI-Polri yang sedang patroli di Kampung Nogolait dan menyebabkan terjadinya kontak tembak.

Dikutip dari Tribun-Papua.com, aksi serupa kembali terjadi pada 29 Mei 2023, dan menyebabkan 162 warga Kampung Nogolait mengungsi ke Kota Kenyam.

Meski terbilang 'pendatang' di KKB Papua, sosok Yotam disebut-sebut ditakuti Egianus Kogoya.

Sebagai informasi, Egianus juga terkenal sebagai pimpinan KKB di Nduga yang kejam.

Kapolres Nduga, AKBP Rio Alexander Panelewen, mengungkapkan Yotam dan Egianus awalnya sempat bekerja sama.

Namun, setelah itu, Egianus dan Yotam berpisah membentuk kelompok masing-masing.

"Sekarang Yotam ini jalan sama Armi Tabuni dan Waryambo," ungkap Rio, Minggu (7/5/2023), dikutip dari Kompas.com.

Berdasarkan informasi yang didapat Rio, Yotam dan kelompoknya berada di sekitar Distrik Kenyam setelah sempat pergi ke Yahukimo.

Ia menduga, keberadaan Yotam di Distrik Kenyam membuat Egianus tak lagi mendekat ke tempat itu.

"Kemungkinan Egianus tidak mudah untuk ke Kenyam karena ada si Yotam ini," pungkasnya.

3. Seth Jafeth Rumkorem

Mantan anggota Kostrad, Seth Jafeth Rumkorem, resmi bergabung dengan KKB Papua pada tahun 1970-an.

Dilansir Surya.co.id, ia bahkan diangkat menjadi pimpinan tertinggi Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Seth Rumkorem disebut bergabung dengan KKB Papua lantaran tidak puas pada pemerintahan Indonesia.

Sebelum bergabung dengan KKB Papua, Rumkorem adalah anggota TNI.

Ia pernah menjalani pendidikan di Sekolah Calon Perwira di Bandung tahun 1967.

Ayah Rumkorem, Mayor Tituler TNI AD Lukas Rumkorem, adalah tokoh yang ikut memperjuangkan Irian Barat menjadi bagian Indonesia.

Sang ayah pernah menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Agung di era Presiden RI Soekarno.

Rumkorem meninggal pada 12 Oktober 2010 di kediamannya di Wageningen, Belanda.

4. Senat Soll alias Ananias Yalak

Senat Soll adalah mantan anggota TNI yang melarikan diri usai terlibat jual beli amunisi dengan KKB Papua di Mimika pada 2018.

Ia merupakan aktor utama pembunuhan staff Komisi Pemilihan Umum (KPU) Yahukimo pada Agustus 2020.

Juga, pembunuhan dua personel TNI AD di Yahukimo pada Mei 2021.

Senat Soll ditangkap tim gabungan TNI-Polri pada 2 September 2021, setelah dua tahun menjadi buron Polres Yahukimo.

Tak sendiri, Senat Soll ditangkap bersama lima anggotanya.

Dikutip dari Kompas.tv, ia melakukan perlawanan saat ditangkap.

Akibatnya, tim gabungan TNI-Polri Satgas Nemangkawi pun melepaskan tembakan hingga mengenai bagian kaki Senat Soll.

Hampir satu bulan setelah ditangkap, Senat Soll meninggal ketika dirawat akibat luka tembak di kakinya.

Ia meninggal di RS Bhayangkara Jayapura pada 26 September 2021.

"Benar, ada laporan tentang meninggalnya Senat Soll di RS Bhayangkara," ungkap Direskrimum Polda Papua saat itu, Kombes Faizal Ramadhani, Senin (27/9/2021).

5. Elieser Awom

Juru Bicara OPM, Sebby Sambom, mengungkapkan ada nama mantan anggota TNI Elieser Awom yang bergabung dengan KKB Papua di tahun 80-an.

Elieser Awom dikenal sebagai tokoh senior KKB.

"Elieser Awom dari Brimob Kotaraja Papua di tahun 1980-an," ungkap Sebby pada April 2021.

Menurut situs ulmwp.org, Awom adalah pria kelahiran Pulau Numfor, 4 Juli 1948.

Ia yang lulusan SMP pernah bertugas di Resimen 12 Irian Barat (Papua).

Awom membelot dari TNI pada 1984 dan memutuskan bergabung KKB Papua.

Ia pernah dipenjara pada 1989, setelah ditangkap oleh TNI.

Meski sempat dijatuhi hukuman mati, Awom dan semua tahanan politik Papua Barat dibebaskan pada 2000, saat reformasi di Indonesia.

Baca juga: Megawati Bicara Perang Psikologi untuk Tuntaskan Aksi KKB di Papua

Awom meninggal pada 15 Juni 2018, dalam perjalanan dari Kaimana ke Bentuni saat menjalankan tugas Organisasi Papua Merdeka (OPM).

6. Surabut

Selain Elieser Awom, Sebby Sambom juga menyebut anggota TNI Surabut dari Batalyon 753 Arfai Manokwari.

Surabut, menurut Sebby, bergabung KKB Papua pada 90-an.

"Surabut dari Batalyon 753 Arfai Manokwari tahun 1990-an," tandasnya.
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini