Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto mengaku bangga pada kesetiaan TNI pada rakyat Indonesia.
Hal tersebut disampaikannya menyoroti dinamika yang terjadi di Myanmar di mana rezim militer tidak berpihak pada masyarakat.
"Untuk Myanmar, sangat jelas bahwa ASEAN tidak menerima tindakan otoriter dan kegiatan serta tindakan mematikan rezim militer Myanmar terhadap rakyatnya sendiri," kata Prabowo dalam sesi tanya jawab di International Institute for Strategic Studies (IISS) Shangri-La Dialogue 20th Asia Security Summit, Singapura, Sabtu (3/6/2023).
Baca juga: Berbicara di IISS Shangri-La Singapura, Prabowo Usulkan 5 Saran untuk Resolusi Konflik Rusia-Ukraina
Prabowo pun membeberkan situasi sulit juga pernah dialami RI di masa lalu. Namun, tentara aktif Indonesia sukarela menarik diri dari politik praktis untuk menjaga netralitas.
"Saya pikir kami adalah salah satu dari sedikit contoh di dunia di mana militer secara sukarela menarik diri dari politik hingga hari ini dan kami bangga akan hal itu," ucapnya.
"Indonesia, tradisi militer kita adalah kita adalah tentara rakyat kita bangkit dari rakyat kita bukan apa-apa tanpa rakyat," imbuh Prabowo.
Lebih lanjut, Prabowo dalam kesempatan itu pun menginginkan Myanmar berkaca dari langkah yang pernah ditempuh Indonesia.
Baca juga: Tegaskan Sikap RI soal Konflik Rusia-Ukraina, Prabowo Minta Negara Lain Ikut Cari Resolusi Damai
Menurutnya, situasi sulit dapat diatasi dengan tetap berpegang dalam komitmen bahwa tentara adalah bertugas untuk membela rakyat.
"Kami ingin meyakinkan rekan-rekan kami di Myanmar bahwa militer harus selalu membela rakyat dan tidak melakukan tindakan kekerasan terhadap rakyatnya sendiri," pungkasnya.