News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kasus DBD Cenderung Meningkat, Lestari Moerdijat: Sosialisasi Pencegahan Harus Digencarkan

Editor: Content Writer
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat.

TRIBUNNEWS.COM - Menanggapi peningkatan ancaman demam berdarah dengue (DBD), Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat mengajak para pemangku kebijakan dan masyarakat harus mewaspadai isu ini.

Menurutnya, langkah preventif untuk mencegah merebaknya demam berdarah harus masif dilakukan untuk tekan risiko kematian.

"Di tengah peningkatan suhu lingkungan terjadi peningkatan populasi nyamuk Aedes Aegypti yang harus diwaspadai untuk menekan jumlah kasus DBD yang berpotensi meningkat," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Selasa (13/6/2023).

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat angka kasus demam berdarah (DB) di Indonesia cenderung meningkat.

Pada 2022, angka kejadian DBD capai 143.184 kasus. Provinsi dengan insiden DBD tertinggi tercatat di Jawa Barat sebanyak 36.500 kasus. Kemudian disusul Jawa Timur, Jawa Tengah, kemudian Sumatera Utara. Pada periode yang sama angka kematian akibat DBD mencapai 1.200 kasus dan hampir 65 persen terjadi pada anak usia 0-14 tahun.

Hingga minggu ke-22 pada periode 2023, kasus DBD tercatat mencapai 35.694 kasus. Provinsi Jawa Barat memiliki kasus terbanyak dengan lebih dari 6.000 kasus, Bali sebanyak 3.400 kasus, kemudian diikuti Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Menurut Lestari, catatan tersebut harus segera disikapi dengan upaya pencegahan yang masif antara lain dengan konsisten menebar pesan kepada masyarakat agar menguras, menimbun dan menutup (3M) tempat-tempat penampungan air untuk mencegah jentik menjadi nyamuk dewasa.

Setidaknya, tambah Rerie sapaan akrab Lestari, seminggu sekali masyarakat diajak untuk melakukan gerakan 3M itu agar pertumbuhan nyamuk Aedes Aegypti itu bisa ditekan secara signifikan.

Selain itu, tegas Rerie yang juga legislator dari Dapil II Jawa Tengah itu, juga harus digencarkan sosialisasi masif terkait sejumlah gejala DBD seperti demam hingga hari ketiga yang diikuti kondisi tubuh yang lemas, selalu mengantuk, muntah, nyeri perut hebat, pendarahan, bintik merah di kulit, mimisan, gusi berdarah hingga buang air besar berdarah.

Masyarakat, tegas Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, harus benar-benar memahami gejala-gejala demam berdarah itu, agar penanganan demam berdarah bisa dilakukan sedini mungkin untuk mencegah munculnya kasus kematian akibat demam berdarah.

Menurut Rerie, gerakan bersih-bersih lingkungan, termasuk membersihkan sampah, bak- bak penampungan air yang kerap menjadi sarang nyamuk, harus gencar dilakukan.

Kesempatan itu, tambahnya, sekaligus dimanfaatkan untuk memberikan pemahaman yang utuh kepada masyarakat terkait bahayanya DBD dan pentingnya upaya pencegahan.

Rerie mendorong sejumlah upaya preventif pencegahan DBD harus segera dilakukan bersama, melalui kolaborasi yang kuat antara pemangku kebijakan di tingkat pusat dan daerah, serta masyarakat luas, dalam upaya mewujudkan perlindungan kepada setiap warga negara dari berbagai ancaman yang datang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini