TRIBUNNEWS.COM - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo melakukan rotasi dan mutasi pada jajarannya.
Salah satu yang ikut masuk dalam gerbong rotasi adalah rekan seangkatan Kapolri di Akademi Kepolisian (Akpol) yaitu Komjen Wahyu Widada.
Komjen Wahyu Widada kini ditunjuk menjadi Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) menggantikan Komjen Agus Andrianto yang jadi Wakapolri.
Sebelum menjabat Kabareskrim, Komjen Wahyu Widada mengisi pos Kepala Badan Intelijen dan Keamanan (Kabaintelkam).
Baca juga: Daftar Pejabat Tinggi Polri dan Kapolda yang Dirotasi dan Dimutasi oleh Kapolri
Profil Komjen Wahyu Widada
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Wahyu Widada lahir di Sleman Yogyakarta, 11 September 1969.
Sehingga saat ini, ia berusia 53 tahun.
Wahyu Widada juga dikenal sebagai lulusan terbaik Akpol 1991 dan meraih penghargaan Adhi Makayasa.
Termasuk saat di Sekolah Staf dan Pimpinan (Sespim) Polri, lagi-lagi Wahyu Widada menjadi lulusan terbaik.
Selain itu, ia pernah menempuh pendidikan kejuruan seperti Sekolah Penerbang pada 1995 dan National Management Course (2002).
Berikut riwayat pendidikan Wahyu Widada:
Pendidikan Polri
- Akpol (1991) (lulusan terbaik)
- PTIK (1998)
- Sespim (2006) (lulusan terbaik)
- Sespimti (2014)
Pendidikan Kejuruan
- Sekolah Penerbang (1995)
- Pa Interkrim (1996)
- Pa Brimob (1996)
- National Management Course (2002)
Baca juga: Profil 5 Jenderal Polri di Sidang Kode Etik Irjen Teddy Minahasa, Komjen Pol Wahyu Widada jadi Ketua
Kehidupan Pribadi Wahyu Widada
Wahyu Widada menikah dengan Sri Winta dan pasangan ini telah dikaruniai dua anak perempuan.
Melalui akun Instagram @wahyuwidada, ia kerap mengunggah momen kebersamaan dengan sang istri.
Dalam sebuah postingan, Wahyu Widada menceritakan pengalamannya selama berumahtangga dengan Winta.
Apalagi, mereka menikah saat kehidupan Wahyu Widada masih susah.
Bahkan saat menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian atau STIK-PTIK, Wahyu Widada mengaku kerap menerima uang dari sang istri.
"Kebetulan istri saya kerja dan pada saat itu, gajinya lebih besar dari saya."
"Ketika saya PTIK dulu, bukan saya kasih duit buat istri saya, tapi saya yang sering dikasih duit, dikasih uang jajan sama istri saya dan itu berlangsung lama," ujar Wahyu.
Ia juga mengaku, kehidupannya sangat terbantu oleh Winta yang juga bekerja.
"Selama 10 tahun pertama pernikahan saya mungkin hidupnya tidak enak."
"Dia harus bekerja membanting tulang, bekerja untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, membayar kredit mebel, membayar kredit TV," tambah Wahyu.
Rekam Jejak Wahyu Widada
Wahyu Widada diketahui memiliki latar belakang reserse dan termasuk dalam jajaran perwira tinggi yang berprestasi.
Kariernya sebagai polisi diawali dengan menjadi Perwira Pertama (Pama) Subdit Poludara Ditsamapta Polri pada 1992.
Kemudian kariernya terus naik hingga membuatnya wara-wiri di sejumlah jabatan penting di lingkungan Polri.
Misalnya menjadi Kapolres Pekalongan (2009); Sekretaris Pribadi (Sespri) Kapolri (2009); Kapolres Metro Tangerang (2011); Dirreskrimsus Polda Banten (2013); serta jabatan mentereng lainnya.
Wahyu Widada juga sudah dua kali menduduki jabatan Kapolda yaitu Kapolda Gorontalo (2019) dan Kapolda Aceh (2020).
Setelah itu, Wahyu Widada kembali ditarik ke Mabes dan menjadi Asisten SDM Kapolri pada 2021.
Saat itu, ia menggantikan posisi Irjen Sutrisno Yudi Hermawan yang akan pensiun.
Kemudian pada Maret 2023, Wahyu Widada berpindah tugas menjadi Kabaintelkam dan diikuti kenaikan pangkat yang disandangnya.
Dari yang semula berpangkat Irjen atau jenderal bintang dua, kini Wahyu Widada menyandang pangkat Komjen alias jenderal bintang tiga.
Terbaru, Wahyu Widada kembali dirotasi dan kini menduduki jabatan sebagai Kabareskrim.
Selengkapnya, inilah riwayat jabatan Wahyu Widada:
- Pama Subdit Poludara Ditsamapta Polri (1992)
- Co Pilot Sat Yaptar Subdit Poludara Ditsamapta Polri (1994)
- Co Pilot Satyaptar Subdit Poludara Ditsamapta Polri (1996)
- Pama PTIK Polri (1996)
- Pama Ditsamapta Polri (1998)
- Paur Ro Bangpers Ditsamapta Polri (1998)
- Paban Muda Kermadik Padya Bangdik Paban III/Dik Spers (2000)
- Kapolsek Metro Pademangan (2001)
- Wakapolres Bekasi (2004)
- Ses Spripim Polda Metro Jaya (2005)
- Kasubbag Mutjabpama Bag Mutjab Robinkar SDE SDM Polri (2006)
- Pamen SDE SDM Polri (2006)
- Kapolres Pekalongan (2008)
- Sespri Kapolri (2009)
- Kapolres Metro Tangerang (2010)
- Kapolres Metro Tangerang Kota (2011)
- Dirreskrimsus Polda Banten (2013)
- Analis Kebijakan Madya Bidang Pidter Bareskrim Polri (2014)
- Staf Kepresidenan (Pamen Bareskrim) (2015)
- Kabagren Rojianstra SSDM Polri (2015)
- Waketbid Minwa STIK PTIK (2016)
- Karojianstra SSDM Polri (2017)
- Wakapolda Riau (2018)
- Kapolda Gorontalo (2019)
- Kapolda Aceh(2020)
- Asisten SDM Kapolri (2021)
- Kabaintelkam Polri (2023)
- Kabareskrim Polri (2023)
Ketua Tim Makalah Listyo Sigit Prabowo
Nama Wahyu Widada semakin moncer setelah mengantar makalah Listyo Sigit Prabowo saat menjalani uji kelayakan calon Kapolri di DPR RI pada Januari 2021.
Selain Wahyu Widada, perwira Polri lain yang ikut mengantar adalah Irjen Nico Afinta yang saat itu menjabat sebagai Kapolda Jawa Timur serta Ferdy Sambo yang kala itu masih berdinas sebagai Kadiv Propam Polri.
Selain mengantar makalah, Wahyu Widada juga dipercaya sebagai ketua tim naskah makalah visi misi Listyo Sigit Prabowo.
Jauh sebelumnya, Wahyu Widada juga ikut ambil bagian saat Tito Karnavian menjalani uji kelayakan dan kepatutan sebagai calon Kapolri pada Juni 2016.
Wahyu Widada yang saat itu berpangkat Kombes ikut serta dalam tim pemikir dan mengaku senang bisa terpilih bersama sejumlah perwira lainnya.
"Total yang terlibat untuk fit and proper test ada 20 orang, termasuk yang mencari data."
"Kalau tim intinya ada beberapa perwira," kata Wahyu kepada Tribunnews.com.
Wahyu Widada mengaku dalam tim tersebut hanya mengurus administrasi.
"Saya hanya mengurus administrasi, tim mengetik, yang ngetik naskah," kata dia.
Selama bekerja menjadi tim pemikir, Wahyu mengaku banyak suka duka yang dialami.
Namun, semuanya dilakukan dengan senang hati karena dianggap sebagai sebuah amanah.
"Kalau ditanya soal suka duka, namanya tugas pasti ada lah."
"Ya seperti begadang, tapi kan sudah biasa juga. Ini semua tugas dan amanah yang diberikan Pak Tito bagi kami."
"Saya enjoy saja, tidak ada beban karena beliau juga banyak memberikan bimbingan," tutur Wahyu.
Wahyu menambahkan, selama menyiapkan fit and proper test, tim pemikir selalu mendapatkan kemudahan.
Hal tersebut disebabkan seluruh elemen yang ada di intitusi Polri memberikan dukungan penuh kepada Tito.
"Semua mendukung beliau, beliau dapat dukungan dari institusi. Selama bekerja untuk beliau kami banyak dapat kemudahan," katanya.
(Tribunnews.com/Sri Juliati/Facundo Chrysnha/Malvyandie Haryadi/Igman Ibrahim/Abdi Ryanda)