TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Taruna Merah Putih DKI Jakarta merayakan momen Idul Adha 1444 Hijriah tahun ini dengan membagikan 1.000 paket daging kurban ke warga Jakarta.
Ketua DPD Taruna Merah Putih DKI Jakarta Brando Susanto mengatakan, ribuan paket daging kurban tersebut didistribusikan di berbagai wilayah Jakarta (Utara, Pusat, Barat dan Timur) diantaranya Kelurahan Sunter Jaya, Kelurahan Sunter Agung, Kelurahan Pademangan Barat, Kelurahan Priok, Kelurahan Taman Sari, Kelurahan Kwitang dan Kelurahan Cengkareng serta Kelurahan Cakung Timur.
Diketahui, 3 ekor sapi tersebut merupakan gotong royong dari kader-kader TMP termasuk mantan Ketua Umum Taruna Merah Putih Maruarar Sirait yang menyumbangkan 1 ekor sapi.
"Saya bersyukur banyak kader TMP DKI Jakarta yang mau ikut gotong royong untuk bersama merayakan Idul Adha 1444 Hijriah dengan mengurbankan 3 ekor Sapi di kantor kami DPD TMP DKI Jakarta, Ruko Prima Sunter. Dari 3 ekor ini menjadi 1.000 paket yang dibagikan kepada warga," ungkap Brando.
Brando menegaskan, budaya gotong royong di TMP yang dilakukan dalam setiap momentum hari raya keagamaan akan semakin menumbuhkan toleransi serta ikatan persaudaraan antar sesama.
"Apalagi yang gotong royong tersebut tidak hanya mewakili satu agama, melainkan banyak perwakilan agama dari saudara-saudara non Muslim. Hal ini merupakan perayaan atas kebhinekaan. Kita merayakan perbedaan untuk meneguhkan persatuan," ujar Brando Susanto.
Selain itu, lanjutnya, merayakan kebhinekaan adalah suatu kejadian nyata, bahwa Indonesia kaya akan Perbedaan dan tetap bersaudara dalam tindakan.
"Menjadi istimewa karena banyak anak muda Jakarta yang ambil bagian dalam peranan penting proses gotong royong Idul Adha berkurban ini," katanya.
Brando Susanto juga mengimbau agar seluruh elemen masyarakat memperkuat toleransi antar sesama dengan tindakan konkret, sebab Pancasila harus dijiwai dengan mengamalkannya secara nyata dalam sikap dan tindakan.
Baca juga: Usai Melempari Batu Iblis di Mina, Jamaah Haji Saling Gundul Menggunduli
"Tidak cukup hanya mengucap Pancasila, karena Pancasila bukan hanya konsep, tetapi diamalkan, dilaksanakan. Kebhinekaan dan juga gotong royong akan menjadi seruan semu bila kita tidak pernah sekalipun melaksanakannya secara bersama-sama," tutup Brando.