Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama Waryono Abdul Ghafur meminta pesantren menangkal segala potensi perpecahan di tahun politik.
Menurut Waryono, pesantren harus menjadi contoh untuk mempersatukan bangsa.
"Bagaimana pesantren memberikan pembekalan dan pemodelan bahwa tahun politik jangan sampai menjadi faktor pemecah masyarakat yang memang secara demokratis tersedia berbagai macam pilihan," ujar Waryono di Restoran Al Jazeera, Jakarta, Selasa (4/7/2023).
Waryono mengatakan dalam tradisi di pesantren, perbedaan bukan untuk dipertentangkan.
Perbedaan, kata Waryono, justru menjadi kekuatan untuk saling mengisi dan sebagai bahan kajian.
Baca juga: Ratusan Alumni Pesantren BIMA Tembus Kampus Eropa, Jepang, Tiongkok, Taiwan dan Timteng
"Orang pesantren enggak akan kaget dengan perbedaan. Karena di dalam kitab-kitab pesantren seringkali ada ungkapan 'terkait persoalan itu ada berbagai macam pendapat'," ungkap Waryono.
Dirinya mengungkapkan para santri kerap dihadapkan pada perbedaan pendapat.
Dalam tradisi pesantren, menurut Waryono, para santri tetap menghargai pendapat santri atau orang lain meski memiliki pandangan berbeda.