News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Munaslub PKN

6 Poin Pidato dan Pernyataan Anas Urbaningrum di Monas

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum Terpilih Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) Anas Urbaningrum memberikan sambutan pada acara pembukaan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) di Jakarta, Jumat (14/7/2023). PKN menggelar Munaslub pada 14-16 Juli 2023 untuk memilih ketua umum baru untuk masa jabatan 2023-2028. Warta Kota/Yulianto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) Anas Urbaningrum menyampaikan pidato politik di Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Sabtu (15/7/2023) hari ini.

Dalam pidato politiknya, Anas menyinggung sejumlah hal dari masalah hukum dan politik.

Seperti diketahui, Anas Urbaningrum resmi menjadi Ketua Umum PKN pada Jumat (14/7/2023) malam menggantikan Gede Pasek Suardika.

Berikut 5 poin penting pidato dan pernyataan Anas Urbaningrum di hadapan kader dan simpatisan PKN:

1. Alat Politik

Anas Urbaningrum menegaskan hukum tidak boleh dijadikan alat. Terlebih lagi menjadi alat untuk menyingkirkan orang lain.

"Hukum tidak boleh diperalat, hukum tidak boleh menjadi alat untuk menyingkirkan siapapun," ungkap Anas.

Baca juga: Usai Orasi Politik di Monas, Anas Kemungkinan Silaturahmi Dengan SBY: Makan Bakso Sukowati Dulu

Mantan Ketua Umum Partai Demokrat ini menyatakan berkompetisi politik harus kesatria.

"Kalau berkompetisi, termasuk kompetisi politik, harus kesatria, bertanding secara kesatria, ayo maju satu lawan satu," katanya.

"Jangan pakai tangan pihak lain, itu pertandingan yang terbuka, kesatria, dan objektif. Karena dalam pertandingan kesatria, kalah menang itu soal lain," imbuh Anas.

Menang dan kalah, menurut Anas bukanlah masalah.

Ia hanya ingin menyampaikan, bahwa dalam dunia politik dibutuhkan keberanian dan bersikap kestaria.

"Kalah bukan masalah, menang bukan masalah juga. Saya ingin mengirim pesan ini bagi kita semua dan bagi siapa saja, bahwa di dalam dunia politik yang kadang keras dibutuhkan keberanian dan sikap kesatria," ujarnya.

Lantaran, bila bertanding secara kesatria, nantinya soal menang dan kalah tidak akan menjadi kebencian hingga permusuhan.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini