TRIBUNNEWS.COM - Berikut doa malam 1 Suro atau 1 Muharram yang dapat diamalkan.
Peringatan 1 Suro bertepatan dengan 1 Muharram yang merupakan tahun baru Islam.
Dikutip dari laman Kemenag, bulan Suro dianggap sebagai bulan yang sakral oleh masyarakat Jawa.
Sementara bagi umat muslim, 1 Muharram dianggap penting karena berkaitan dengan peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Kota Mekkah ke Madinah.
Pada tahun ini, 1 Muharram atau 1 Suro jatuh pada 19 Juli 2023.
Sehingga malam 1 Suro akan terjadi pada 18 Juli 2023.
Pada malam 1 Muharram, umat muslim dianjurkan untuk mengerjakan sejumlah amalan, satu di antaranya dengan membaca doa.
Pasalnya, membaca doa pada malam 1 Muharram dapat menjauhkan seseorang dari sejumlah hal-hal buruk.
Oleh sebab itu, simak doa malam 1 Suro atau Muharram dikutip dari Surya:
1. Membaca Ayat Kursi
Malam awal tahun atau malam 1 Muharram setelah Sholat Magrib membaca Ayat Kursi (Al Baqarah ayat 225) sebanyak 360 kali.
Setiap membaca Ayat Kursi dimulai dengan Bismillahirrahmaanirrahim.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ ,
اللهُ لاَ اِلَهَ اِلاَّ هُوَ الْحَىُّ الْقَيُّومُ، لاَ تَاْ خُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ، لَّهُ مَا فِى السَّمَوَاتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ، مَنْ ذَا الَّذِى يَشْفَعُ عِنْدَهُ اِلاَّ بِاِذْنِهِ، يَعْلَمُ مَا بَينَ اَيْدِيْهِمِ وَمَا خَلْفَهُمْ، وَلاَ يُحْيِطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ اِلاَّ بِمَا شَاءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَوَاتِ وَالْاَرْضَ، وَلاَ يَئُودُهُ حِفْظُهُمُا، وَهُوَ الْعَلِىُّ الْعَظِيْمُ
Bismillahirrahmaanirrahim, Allaahu laa ilaaha illaa huw, al-hayyul-qayyum, laa ta'khuzuhu sinatuw wa laa na'um, lahu maa fis-samaawaati wa maa fil-ar, man zallazii yasyfa'u 'indahuu illaa bi'idznih, ya'lamu maa baina aidiihim wa maa khalfahum, wa laa yuhiituna bisyai'im min 'ilmihii illaa bimaa syaa', wasi'a kursiyyuhus-samaawaati wal-ard, wa la ya'uduhu hifduhumaa, wa huwal-'aliyyul-'aziim
Artinya, "Allah, tiada yang layak disembah kecuali Dia yang hidup kekal lagi berdiri sendiri. Tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberikan syafa’at di sisi-Nya kecuali dengan izin-Nya. Dia mengetahui apa yang ada di hadapan dan di belakang mereka. Mereka tidak mengetahui sesuatu dari ilmu-Nya kecuali apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dia tidak merasa berat menjaga keduanya. Dia maha tinggi lagi maha agung.”
Disebutkan bahwa membaca Ayat Kursi dan Basmalah serta diakhiri doa mempunyai hikmah yang besar. Umat Muslim yang mengamalkannya akan terjaga dari hal-hal yang tidak menyenangkan dalam tahun itu dan terjaga dari setan.
Baca juga: Tradisi Kirab Malam 1 Suro Keraton Kasunanan Surakarta, Dilengkapi Asal-usul Kebo Bule Kiai Slamet
2. Doa Setelah Membaca Ayat Kursi
Setelah selesai membaca Ayat Kursi lalu membaca doa akhir tahun sebagai berikut:
اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً تَمْلَأُ خَزَائِنَ اللهِ نُوْرًا ، وَتَكُوْنُ لَنَا وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ فَرَجًا وَفَرْحًا وَسُرُوْرًا ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. اَللَّهُمَّ أَنْتَ الْأَبَدِيُّ الْقَدِيْمُ الْأَوَّلُ ، وَعَلَى فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ وَكَرِيْمِ جُوْدِكَ الْعَمِيْمِ الْمُعَوَّلِ ، وَهَذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ أَقْبَلَ ، أَسْأَلُكَ الْعِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَأَوْلِيَائِهِ ، وَالْعَوْنَ عَلَى هَذِهِ النَّفْسِ الْأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ ، وَالْاِشْتِغَالَ بِمَا يُقَرِّبُنِيْ إِلَيْكَ زُلْفَى ، يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ 3×
اللهُمَّ يَا مُحَوّلَ الأَحْوَالِ، حَوِّلْ حَالِي إِلَى أَحْسَنِ الْأَحْوَالِ، بِحَوْلِكَ وَقُوَّتِكَ يَا عَزِيرُ يَا مُتَعَالِ. وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Alhamdulillahirabbil'aalamiin, Allâhumma mâ ‘amiltu min ‘amalin fî hâdzihi sanati mâ nahaitanî ‘anhu, wa lam atub minhu, wa hamalta fîhâ ‘alayya bi fadhlika ba‘da qudratika ‘alâ ‘uqûbatî, wa da‘autanî ilat taubati min ba‘di jarâ’atî ‘alâ ma‘shiyatik. Fa innî astaghfiruka, faghfirlî wa mâ ‘amiltu fîhâ mimmâ tardhâ, wa wa‘attanî ‘alaihits tsawâba, fa’as’aluka an tataqabbala minnî wa lâ taqtha‘ rajâ’î minka yâ karîm.
Allahumma ya muhawwilal-ahwâl hawwil ilâ ahsanil-ahwal bi haulika wa quwwatika ya 'azîzu ya muta'âli wasallallahu 'alâ sayyidinâ muhammadin wa 'alâ âlihi wa ashâbihi wa sallama. Wal-ḥamdu lillāhi rabbil-'ālamīn
Artinya, “Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam. Tuhanku, aku meminta ampun atas perbuatanku di tahun ini yang termasuk Kau larang-sementara aku belum sempat bertobat, perbuatanku yang Kau maklumi karena kemurahan-Mu-sementara Kau mampu menyiksaku, dan perbuatan (dosa) yang Kau perintahkan untuk tobat-sementara aku menerjangnya yang berarti mendurhakai-Mu. Tuhanku, aku berharap Kau menerima perbuatanku yang Kau ridhai di tahun ini dan perbuatanku yang terjanjikan pahala-Mu. Janganlah kau membuatku putus asa. Wahai Tuhan Yang Maha Pemurah."
"Wahai Dzat Yang membolak-balik keadaan, jadikanlah keadaan kepada sebaik-baik keadaan dengan Daya dan Kekuatan-Mu, wahai Yang Mahaperkasa, wahai Yang Mahameninggikan. Dan shalawat dan kesejahteraan atas sayyidku Nabi Muhammad dan atas keluarganya dan sahabat-sahabatnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam"
Baca juga: Apa itu Malam 1 Suro? Bulan Muharram yang Dianggap Sakral oleh Masyarakat Jawa
3. Membaca Doa Awal Tahun
Doa awal tahun dibaca sebanyak tiga kali
اَللّٰهُمَّ أَنْتَ الأَبَدِيُّ القَدِيمُ الأَوَّلُ وَعَلَى فَضْلِكَ العَظِيْمِ وَكَرِيْمِ جُوْدِكَ المُعَوَّلُ، وَهٰذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ أَقْبَلَ، أَسْأَلُكَ العِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَأَوْلِيَائِهِ، وَالعَوْنَ عَلَى هٰذِهِ النَّفْسِ الأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ، وَالاِشْتِغَالَ بِمَا يُقَرِّبُنِيْ إِلَيْكَ زُلْفَى يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ
Allâhumma antal abadiyyul qadîmul awwal. Wa ‘alâ fadhlikal ‘azhîmi wa karîmi jûdikal mu‘awwal. Hâdzâ ‘âmun jadîdun qad aqbal. As’alukal ‘ishmata fîhi minas syaithâni wa auliyâ’ih, wal ‘auna ‘alâ hâdzihin nafsil ammârati bis sû’I, wal isytighâla bimâ yuqarribunî ilaika zulfâ, yâ dzal jalâli wal ikrâm.
Artinya, “Tuhanku, Kau yang Abadi, Qadim, dan Awal. Atas karunia-Mu yang besar dan kemurahan-Mu yang mulia, Kau menjadi pintu harapan. Tahun baru ini sudah tiba. Aku berlindung kepada-Mu dari bujukan Iblis dan para walinya di tahun ini. Aku pun mengharap pertolongan-Mu dalam mengatasi nafsu yang kerap mendorongku berlaku jahat. Kepada-Mu, aku memohon bimbingan agar aktivitas keseharian mendekatkanku pada rahmat-Mu. Wahai Tuhan Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan.”
Baca juga: Larangan Malam 1 Suro yang Dipercaya Bawa Kesialan
Keutamaan Tahun Baru Hijriah
Dikutip dari laman SMAN13 Depok, berikut sejumlah keutamaan bulan Muharram atau Tahun Baru Hijriah:
1. Bulan yang Diagungkan Allah SWT
Allah SWT memiliki 4 bulan suci yang diagungkan, di antaranya adalah bulan Muharram yang merupakan bulan pertama tahun Hijriah.
Dalam sebuah hadis dari Abu Bakrah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ
Artinya: ”Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci).
Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadal (akhir) dan Sya’ban,” (HR. Bukhari no. 3197 dan Muslim no. 1679).
Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘anhuma mengatakan bahwa Allah menjadikan mereka bulan-bulan yang suci dan kesuciannya begitu diagungkan, dan menjadikan dosa di dalamnya juga besar.
Sehingga, umat Islam dilarang melakukan dosa-dosa yang buruk pada bulan-bulan tersebut, karena melakukan dosa pada bulan-bulan tersebut dosanya dapat lebih besar.
Sebaiknya berbuat baiklah pada bulan tersebut yang bernilai pahala, guna memperoleh banyak pahala dari Allah SWT.
Baca juga: Ada 4 Puasa Sunnah di Bulan Muharram, Ini Jadwal dan Bacaan Niatnya
2. Bulan yang Dimuliakan
Di bulan Muharram, terdapat hari Asyura, yaitu pada tanggal 10 Muharram.
Di hari tersebut, umat Islam dapat melakukan amalan berupa puasa sunah atas kemenangan yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Musa.
Hal tersebut dijelaskan dalam hadis dari Ibnu Abbas, yang berbunyi:
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ وَجَدَهُمْ يَصُومُونَ يَوْمًا يَعْنِي عَاشُورَاءَ فَقَالُوا هَذَا يَوْمٌ عَظِيمٌ وَهُوَ يَوْمٌ نَجَّى اللَّهُ فِيهِ مُوسَى وَأَغْرَقَ آلَ فِرْعَوْنَ فَصَامَ مُوسَى شُكْرًا لِلَّهِ فَقَالَ أَنَا أَوْلَى بِمُوسَى مِنْهُمْ فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ
Artinya: "Dari Ibnu ‘Abbas radliallahu ‘anhuma bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ketika tiba di Madinah,
Beliau mendapatkan mereka (orang Yahudi) malaksanakan shaum hari ‘Asyura (10 Muharam) dan mereka berkata:
'Ini adalah hari raya, yaitu hari ketika Allah menyelamatkan Musa dan menenggelamkan Fir’aun. Lalu Nabi Musa ‘Alaihissalam mempuasainya sebagai wujud syukur kepada Allah'.
Maka Beliau bersabda: 'Akulah yang lebih utama (dekat) terhadap Musa dibanding mereka'. Maka Beliau berpuasa pada hari itu dan memerintahkan ummat Beliau untuk mempuasainya," (HR. Bukhari).
Dalam hadis di atas disebutkan bahwa pada hari ke-10 bulan Muharram atau 10 bulan Tishrei (bulan ketujuh dari kalender lunisolar Ibrani) merupakan peristiwa kemenangan Musa dan Bani Israel atas Fir’aun dan bala tentaranya.
Orang-orang Yahudi menyebut tanggal tersebut sebagai Hari Suci Yom Kippur. Sebagai rasa syukur, umat Yahudi melaksanakan puasa pada hari tersebut.
Berdasarkan hadis dari Ibnu Abbas ini pula, tidak sedikit yang berasumsi bahwa Nabi SAW menganjurkan puasa Asyura setelah hijrah dari Mekah yang terinspirasi dari kebiasaan orang-orang Yahudi di Madinah.
Baca juga: Sambut Bulan Muharram, Relawan Ganjar Bersama Santri Doa Bersama untuk Indonesia
Melakukan puasa di hari Asyura sangat dianjurkan oleh agama islam. Rasulullah SAW Bersabda:
“Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadan adalah puasa di bulannya Allah, Muharram” (HR Muslim).
Di antara keutamaan puasa ini ialah dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu.
Saat memasuki tahun baru Hijriah, terdapat doa yang bisa kita panjatkan kepada Allah SWT, dengan harapan dapat dianugerahkan rahmat, lindungan, kesehatan, keharmonisan, keselamatan, kelapangan rezeki, jodoh, karier, wafat husnul khatimah, dan berbagai kebaikan lainnya.
Adapun doanya, yaitu:
اَللّٰهُمَّ أَنْتَ الأَبَدِيُّ القَدِيمُ الأَوَّلُ وَعَلَى فَضْلِكَ العَظِيْمِ وَكَرِيْمِ جُوْدِكَ المُعَوَّلُ، وَهٰذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ أَقْبَلَ، أَسْأَلُكَ العِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَأَوْلِيَائِهِ، وَالعَوْنَ عَلَى هٰذِهِ النَّفْسِ الأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ، وَالاِشْتِغَالَ بِمَا يُقَرِّبُنِيْ إِلَيْكَ زُلْفَى يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ
"Allâhumma antal abadiyyul qadîmul awwal. Wa ‘alâ fadhlikal ‘azhîmi wa karîmi jûdikal mu‘awwal. Hâdzâ ‘âmun jadîdun qad aqbal.
As’alukal ‘ishmata fîhi minas syaithâni wa auliyâ’ih, wal ‘auna ‘alâ hâdzihin nafsil ammârati bis sû’I, wal isytighâla bimâ yuqarribunî ilaika zulfâ, yâ dzal jalâli wal ikrâm."
Artinya: "Tuhanku, Kau yang Abadi, Qadim, dan Awal. Atas karunia-Mu yang besar dan kemurahan-Mu yang mulia, Kau menjadi pintu harapan.
Tahun baru ini sudah tiba. Aku berlindung kepada-Mu dari bujukan Iblis dan para walinya di tahun ini.
Aku pun mengharap pertolongan-Mu dalam mengatasi nafsu yang kerap mendorongku berlaku jahat.
Kepada-Mu, aku memohon bimbingan agar aktivitas keseharian mendekatkanku pada rahmat-Mu. Wahai Tuhan Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan."
(Tribunnews.com/Enggar Kusuma)(Surya.co.id/Arum Puspita)