Plt. Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Frans Teguh, di sisi lain menekankan tentang pentingnya aspek-aspek manajemen pariwisata yakni dari segi pelayanan, teknologi, dan kepedulian terhadap lingkungan maupun sosial.
“Aspek penting dari pariwisata tentu adanya sentuhan orang dari segi hospitality atau hi-touch, namun selain itu harus juga dibarengi oleh hi-tech yakni dengan teknologi dan informasi yang sangat memadai. Dan sekarang yang jadi perhatian adalah hi-cares, yakni peduli dengan aspek sosial dan kemanusiaan, juga yang berhubungan dengan lingkungan,” ujar Frans.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Minahasa Utara, Femmy Pangkerego, menyampaikan bahwa pemasaran lewat media sosial dapat menyasar target yang lebih jelas dan objek pariwisata dapat ditampilkan secara visual.
“Lewat media sosial, yang paling terlihat adalah visualnya. Jika gambar atau konten yang kita tampilkan bagus, maka nilai jualnya pasti ada,” ujar Femmy.
Kawasan Ekonomi Khusus di Likupang, saat ini juga tengah mengembangkan Pulisan Bay, sebagai proyek wisata ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Direktur PT Minahasa Permai Resort Development (MPRD), Paquita Widjaya, menjelaskan bahwa dalam memasarkan pariwisata lewat media sosial, dapat melalui postingan yang positif.
Beberapa di antaranya seperti posting berdampak, posting pengalaman, posting petualangan, posting kebersamaan, posting pencapaian, posting alam, posting budaya, dan hal-hal baik lainnya.
“Seperti contoh posting berdampak itu ketika menyelam lalu foto tanpa menyentuh koral, karena ingin menjaga keberlangsungan koral. Saya sebut posting berdampak karena setiap kita posting, pasti kita memberikan call to action dan dampak kepada orang yang melihat postingan kita,” jelas Paquita.
Pegiat Media Sosial, Rully Nasrullah, turut mengingatkan bahwa dalam mempromosikan pariwisata, diperlukan strategi untuk langsung menyampaikan pesan utama dan mempersingkat durasi.
Serta, membuat konten berupa video, karena lebih disukai disertai dengan musik yang sedang tren.
“Saat ini, orang tidak punya banyak waktu sehingga kita harus menyampaikan pesan utamanya. Jika ingin menampilkan pantai, tak perlu tampilkan dari jalan masuk, langsung saja ke pemandangan pantainya,” jelas Rully.
Acara GenPosting ini berlangsung secara hybrid dan dihadiri total lebih dari 300 peserta yang terdiri dari para pengelola daerah dan pegiat wisata di Kabupaten Minahasa Utara dan sekitarnya.
Harapannya tentu selain menyukseskan gerakan BBWI, juga dapat meningkatkan kualitas destinasi pariwisata di Likupang dan memperluas jangkauan promosi wisata di Likupang baik di dalam negeri juga mancanegara.