Laporan Wartawan Tribunnews.com Rahmat W. Nugraha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai manuver-manuver kader partai politik seperti apa yang dilakukan Budiman Sudjatmiko. Menurutnya merupakan penyakit bawaan jelang pemilu.
Diketahui Politikus PDI Perjuangan (PDIP) Budiman Sudjatmiko melakukan pertemuan dengan bakal calon presiden (capres) Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara IV, Kebayoran, Jakarta Selatan pada Selasa (18/7/2023) malam.
Adapun pertemuan tersebut berlangsung tertutup selama dua jam. Seusai melakukan pertemuan, Budiman pun menilai bahwa Prabowo menjadi salah satu figur yang layak menjadi pemimpin masa depan.
"Salah satu penyakit bawaan jelang pemilu itu banyak kader partai bermanuver yang kerap berbeda dengan keputusan partainya. Jadi yang terjadi pada Budiman dan Effendy itu perkara biasa," kata Adi kepada Tribunnews.com, Jumat (21/7/2023).
Bahkan menurutnya ada kader partai yang terang-terangan pindah partai.
"Dedy mulyadi misalnya pindah dari Golkar ke Gerindra. Eva Sundari nyebrang dari PDIP ke NasDem dan seterusnya," tegasnya.
Atas hal itulah ia menilai apapun judulnya Budiman ketemu Prabowo itu manuver politik yang bikin PDIP gerah dan tak bahagia.
"Ini memasuki tahun politik tiba-tiba ada sejumlah kadernya yang memuji Prabowo, bukan Ganjar. Bagi PDIP tentu ini masalah serius," jelasnya.
Adi melanjutkan haram hukumnya bagi semua kader PDIP kelihatan jatuh hati ke kader partai lain. Sepertinya Budiman dalam pengamatannya akan kena peringatan dari partainya.
"Fenomena Budiman ini semacam kegenitan politik jelang pemilu. Butuh perhatian serius dari partainya. Butuh di wongke sama PDIP. Mungkin Budiman tak dapat posisi penting di partai saat ini. Wajar bermanuver," tutupnya.