News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Harun Masiku Buron KPK

Polri Dalami Informasi Keberadaan Buronan KPK Harun Masiku di Kamboja

Penulis: Abdi Ryanda Shakti
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto daftar pencarian orang Harun Masiku di webside KPK. Harun ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan suap PAW anggota DPR dari fraksi PDI Perjuangan pada 9 Januari 2020.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdi Ryanda Shakti

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Proses pencarian buronan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Harun Masiku, hingga kini masih terus dilakukan.

Beredar informasi jika Harun Masiku saat ini berada di Kamboja.

Terkait itu, Divisi Hubungan Internasional (Divhubinter) Polri saat ini masih mendalami informasi soal keberadaan Harun Masiku tersebut.

Kepala Divisi Hubinter Polri Irjen Krishna Murti mengatakan pihaknya tetap akan berkoodinasi dengan KPK dan otoritas di Kamboja.

"Kami akan tindak lanjuti kerjasama dengan KPK dan Interpol serta otoritas Kamboja," kata Krishna saat dihubungi, Rabu (26/7/2023).

Baca juga: 1.200 Hari Sudah Harun Masiku Hirup Udara Bebas, ICW: KPK Bukan Tak Mampu Tapi Tidak Mau

Reaksi KPK

Tim KPK sempat ke Kamboja untuk melakukan pencarian salah satu daftar pencarian orang (DPO) KPK terlama itu.

"Terkait dengan saudara HM yang DPO ya, ini sekitar satu bulan yang lalu, tim kami kirim ke salah satu negara tetangga dan melakukan pengecekan karena memang ada informasi saudara HM itu di sana, ada di masjid, kami sudah cek di sana," kata Plt Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK Asep Guntur Rahayu di Gedung KPK, Jakarta Selatan, Kamis (6/7/2023).

"Ada juga yang bilang dia itu ada di gereja, kita sudah cek di sana, ada juga yang tinggal di apartemen, kami sudah cek ke sana, di satu negara tetangga, tapi sampai saat ini belum ditemukan," imbuhnya.

Sayangnya Asep tak secara spesifik mengungkap negara tetangga di mana KPK mencari Harun Masiku.

Asep mengatakan, KPK bekerja sama dengan aparat penegak hukum di negara tersebut untuk menindaklanjuti informasi yang diperoleh.

Namun, tindakan itu tidak membuahkan hasil.

"Kita bekerja sama dengan aparat penegak hukum yang ada di sana, kita diantar, jadi tidak ilegal, datang secara legal, bertemu dengan aparat penegak hukum di sana menyampaikan, karena memang juga informasi awalnya dari sana ada yang namanya mirip, seperti itu menyampaikan ciri-cirinya, tinggi badan dan lainnya itu mirip, tapi, ketika dicek ke sana ternyata lain," kata dia.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini