Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdi Ryanda Shakti
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM) menggelar demo di depan gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Jumat (13/12/2024).
Puluhan orang yang mengenakan almamater berwarna merah tersebut datang membawa mobil komando hingga bendera kelompoknya.
Kedatangannya di depan gedung KPK untuk menuntut dan mendesak KPK segera menangkap buronan kasus suap, Harun Masiku.
Ketua Umum DPP IMM, Riyan Betra Delza, mengatakan lambannya penanganan kasus harun Masiku menunjukkan kelemahan dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.
"Sudah hampir lima tahun Harun Masiku menghilang, tapi KPK masih belum berhasil menemukannya. Ini saatnya KPK berhenti beralasan dan mulai bertindak untuk menyelesaikan kasus ini," ujar Riyan saat aksi unjuk rasa di depan Gedung KPK, Jumat.
Dari atas mobil komando, Riyan pun mengungkap dampak dari tak kunjung tertangkapnya Harun Masiku setelah lima tahun buron.
Baca juga: Ada Temuan Bukti Baru Kasus Harun Masiku, Jadi Alasan KPK Baru Periksa Yasonna Laoly
Menurut dia, belum ditangkapnya Harun Masiku akan memunculkan ketidakpercayaan publik terhadap lembaga penegak hukum serta memperburuk situasi politik nasional.
"Kalau masalah ini tidak segera diselesaikan, saya khawatir akan memengaruhi situasi politik secara keseluruhan. Penting bagi KPK untuk membuktikan bahwa hukum itu berlaku sama bagi semua orang," ujarnya.
Karena itu, Riyan kembali menegaskan bahwa kasus ini tidak hanya tentang menangkap buronan, tetapi tentang komitmen KPK untuk memberantas korupsi dan menegakkan keadilan.
"Harun Masiku yang belum terlacak hampir lima tahun ini menunjukkan lemahnya upaya penegakan hukum. KPK harus segera bertindak tegas untuk membuktikan bahwa hukum tidak pandang bulu," kata Riyan.
Baca juga: Yasonna Laoly Dipastikan Absen dalam Pemeriksaan Dugaan Kasus Harun Masiku di KPK, Ini Alasannya
Massa aksi sempat ingin merangsek masuk ke dalam Gedung Merah Putih KPK untuk bertemu para pimpinan KPK guna menyampaikan aspirasinya.
Antara massa dan pihak kepolisian yang berjaga pun sempat terlibat saling dorong.
Bahkan, ada satu mahasiswa yang menerobos pagar pertahanan kepolisian.