Semasa hidup dan bertugas di Mabes Polri, Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage rutin berkomunikasi dengan keluarga.
Baca juga: Misteri Kematian Bripda IDF Ditembak Seniornya Terkuak, Jumat Sempat Video Call Ibunya yang Ultah
Selama menjadi anggota Polri dan bertugas di Satuan Densus 88 Antiteror, tak pernah sekalipun keluar ucapan mengeluh dari mulut pria berusia 22 tahun ini kepada orangtuanya.
Justru, orangtua baru tahu, jika selama ini anaknya curhat berbeda dengan teman dekatnya.
"Curhat anak saya tidak pernah mengatakan ada masalah. Dia selalu bilang, 'Saya happy, saya sehat, senang dengan tugas saya'. Mungkin dia tidak mau membuat orangtua khawatir. Namun ternyata curhat dia dengan kawan dekatnya beda, tidak mengatakan seperti itu. Saya puji anak saya humanis. Tidak pernah ada permusuhan dengan kawannya," kata Pandi.
Kepada teman dekatnya, Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage justru mengeluh.
Baca juga: Dugaan Bripda Ignatius Dibunuh, Keluarga: Direncanakan Matang oleh Senior dan Rekan di Densus 88
"Kepada temannya, dia justru mengeluh. Perlakuan yang tidak diinginkan. Tapi dia tidak pernah cerita ke orangtuanya," ujar Pandi.
Isak tangis Inosensia Antonia Tarigas, ibunda Bripda Ignatius tak tertahan tak kala mengenang sosok anak bungsunya yang dikenalnya sangat perhatian dan penurut.
"Terus terang saya sangat terpukul dengan kepergiannya," kata Inosensia ditemui di rumah Duka, Desa Paal, Kecamatan Nanga Pinoh, Kabupaten Melawi, Kamis 27 Juli 2023.
Isak tangis Inosensia Antonia Tarigas, ibunda Bripda Ignatius tak tertahan tak kala mengenang sosok anak bungsunya yang dikenalnya sangat perhatian dan penurut.
Di mata sang Ibu, sosok mendiang Bripda Ignatius sangat baik dan perhatian pada keluarga. Bahkan, selama menjadi anggota Polri, rico tak pernah mengeluh apapun.
"Dia anaknya memang baik ndak mau menyusahkan orangtua. Ndak minta ini itu. Semenjak tugas ndak pernah menceritakan kesulitan. Kelihatan happy banget. Ndk pernah cerita macam. Hampir tiap hari kalau ada waktu luang, tanya, 'Ma, lagi ngapa. Udah makan belum', itu pasti pertanyaannya," ungkap Inosensia.
Dalam wawancara dengan Kompas TV, Pandi menuturkan, putranya sempat cekcok sebelum tewas ditembak senior karena menolak tawaran bisnis senpi ilegal di Densus 88.
Informasi itu dia dapatkan dari penyidik kepolisian yang melakukan identifikasi kasus tersebut. Almarhum Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage dan sang ayah, Y Pandi.
Baca juga: Masyarakat Dayak Kalbar Minta Kapolri Tindak Tegas Senior yang Tewaskan Bripda IDF
"Anak saya tidak pernah bercerita tentang senpi tetapi menurut keterangan dari tim penyidik saat kami berada di Jakarta kemarin," ujar Y Pandi dikutip dari wawancara Kompas TV, Kamis (27/7/2023).
"Mereka memberi keterangan bahwa sempat cekcok ketika senior ini mungkin menawarkan bisnis senpi ilegal kepada anak saya tetapi mungkin barangkali anak saya menolak," tutur dia.