Anas mengapresiasi kegiatan gotong royong percepatan penurunan stunting yang dimobilisasi oleh BPIP.
“Mudah-mudahan kehadiran BPIP menjadi bukti konkrit penanganan pemerintah terhadap stunting. Tidak hanya di hulu, tapi juga langsung menyasar kepada masyarakat”, tuturnya.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani menyebut, Kab. Banyuwangi memiliki banyak tantangan, di antaranya, luas wilayah, anggaran, dan sebagainya. Kekuatannya, Banyuwangi memiliki masyarakat yang goyong royong.
“Inilah Pancasila dalam tindakan. Oleh karena itu saya sangat terima kasih kepada BPIP yang telah menyelenggarkan kegiatan di Banyuwangi. Ini menjadi semangat bagi kami”, ungkap Ipuk.
Dirinya juga menuturkan, Pemkab. Banyuwangi telah membuat program Banyuwangi Tanggap Stunting dengan data yang lengkap.
“Kami juga sudah mengintervensi kasus-kasus stunting dan under weight sesuai dengan kebutuhan anak-anak tersebut. Ini bentuk kerja gotong royong masyarakat Banyuwangi”, tuturnya.
Baca juga: Bakal Jadi Duta Pancasila, Purna Paskibraka Nasional 2023 Diberi Pembekalan BPIP dan Lemhannas
Berdasarkan Survey Status Gizi Indonesia (SSGI), capaian kasus stunting di Kab. Banyuwangi turun dari 20,1 persen pada tahun 2021 menjadi 18,1 persen pada tahun 2022.
“Mudah-mudahan dukungan BPIP yang mengangkat bapak asuh anak stunting di Kab. Banyuwangi bisa lebih berdampak lagi bagi penurunan stunting”, harapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala BPIP, Menkopolhukam, MenPAN RB, Kepala BKKBN, dan Bupati Banyuwangi mendemonstrasikan memasak makanan sehat dan bergizi dengan resep dari Buku Resep Mustikarasa, masakan Indonesia warisan Sukarno.
Demonstrasi memasak ini merupakan kampanye kepada masyarakat Indonesia agar memasak olahan sehat dan bergizi untuk memenuhi nutrisi anak Indonesia sebagai generasi pemimpin masa depan.
Turut hadir dalam acara tersebut, Sekretaris Utama BPIP, Dr. Adhianti, S.IP., M.Si., Deputi Bidang Hubungan Antarlembaga, Sosialisasi, Komunikasi, dan Jaringan, Ir. Prakoso, M.M., dan Deputi Bidang Pengkajian dan Materi, Surahno, S.H., M.H.