TRIBUNNEWS.COM - Anies Baswedan membantah proyek Sodetan Ciliwung berhenti semasa dirinya menjabat Gubernur DKI Jakarta.
Anies mengklaim justru di masa kepemimpinannya, proyek Sodetan Ciliwung yang terhenti bisa mulai berjalan meski tidak selesai hingga 100 persen.
Diketahui, proyek Sodetan Ciliwung ini kembali menjadi sorotan setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Sodetan Ciliwung, Jakarta Timur pada Senin (31/7/2023).
Baca juga: VIDEO Sempat Mangkrak, Proyek Sodetan Ciliwung untuk Atasi Banjir Jakarta Akhirnya Rampung
Jokowi menyatakan, Sodetan Ciliwung selesai dikerjakan setelah 11 tahun proses pembangunan.
Dikatakan Jokowi, Sodetan Ciliwung terhenti karena persoalan pembebasan lahan yang menurut Jokowi tidak dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta.
"Pekerjaan ini sangat tergantung pada pembebasan lahan. Sehingga saat itu, kegiatan pengeboran berhenti karena pembebasan tanahnya tidak diselesaikan oleh Pemprov DKI. Sekarang rampung dan juga selesai," kata Jokowi dikutip dari tayangan Youtube Sekretariat Kabinet.
Jokowi tidak menyebut secara spesifik siapa pihak Pemprov yang ia anggap tidak menyelesaikan persoalan pembebasan lahan.
Namun, banyak pihak menafsirkan pihak yang dimaksud Jokowi adalah Anies Baswedan.
Dalam persoalan Sodetan Ciliwung, Anies Baswedan yang kini menjadi calon presiden dari Koalisi Perubahan pernah buka suara terkait Sodetan Ciliwung.
Baca juga: Presiden Jokowi Resmikan Sodetan Ciliwung, Singgung Hampir 11 Tahun Lamanya Pembangunan
Anies buka-bukaan soal Sodetan Ciliwung saat diwawancara oleh Andy Noya dalam program Kick Andy yang tayang pada 18 Juni 2023 lalu.
Awalnya, Andy Noya bertanya mengenai Sodetan Ciliwung yang disebut tidak dikerjakan selama Anies menjabat Gubernur DKI Jakarta.
"Sekarang (Sodetan Ciliwung) dilaksanakan. Katanya Anda abaikan. Anda tidak laksanakan sehingga semua mandeg di zaman Anda dan Anda dalam tanda kutip dipermalukan, dengan semua yang Anda tidak kerjakan semua dikerjakan (saat ini), normalisasi Sodetan Ciliwiung. Jadi Anda dianggap menghambat upaya mengurangi banjir di Jakarta," kata Andy Noya dikutip Tribunnews.com, Selasa (1/8/2023).
Menjawab hal itu, Anies membantah dirinya tidak melakukan apa-apa atas proyek Sodetan Ciliwung.
Dikatakan Anies, saat ia mulai menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 2017, status proyek Sodetan Ciliwung sudah berhenti bertahun-tahun.
Anies lalu datang ke kampung Bidara China meski sebelumnya sempat dilarang oleh sejumlah pihak karena selama ini warga selalu marah dan menolak pejabat Pemprov DKI Jakarta yang datang.
"Pada waktu itu semua bilang 'jangan pak, datang ke sana, warga itu semua marah ke Pemprov'. Nggak saya mau datang ketemu. Jam 10 malam, hanya berdua, saya dengan satu orang staf. Ketemu dengan seluruh warga di sana," ujar Anies.
Setelah dirinya datang, Anies mengatakan akhirnya diterima warga dan warga mau diajak diskusi. Hingga akhirnya proses pembebasan lahan bisa dilakukan.
"Itu terjadi bang dan saya bicara dengan warga. Saya mendatangi warga. Sebelumnya, kalau lurah datang, camat datang, disambut pakai parang bang. Boleh dicek itu. Dan ketika saya datang, mereka nggak sambut dengan parang. Mereka terima Gubernur mau datang. Ketemu. Proses mulai berjalan. Dari situ baru kemudian pembangunan mulai bisa berjalan," beber Anies.
Anies melanjutkan, proyek Sodetan Ciliwung itu terus berjalan hingga masa jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta berakhir pada Oktober 2022.
Saat itu, Sodetan Ciliwung sudah selesai 50 persen.
Baca juga: Jokowi Klaim Sodetan Ciliwung Bisa Bereskan 62 Persen Masalah Banjir Jakarta
Anies menyatakan apabila pemerintahannya tidak melakukan apa-apa maka tidak mungkin proyek Sodetan Ciliwung berjalan hingga 50 persen.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini juga menyebut proyek Sodetan Ciliwung bukanlah proyek yang bisa mendadak selesai layaknya Bandung Bondowoso.
"Ketika saya selesai bertugas di bulan Oktober 2022, Sodetan Ciliwung sudah selesai 50 persen. Itu fakta. Nggak mungkin Sodetan Ciliwung selesai 50 persen kalau nggak ada pembebasan lahan. Nggak ada proses bicara dengan warga. Tidak ada proses pengukuran."
"Itu semua dikerjakan. Lha ini kan semua jenis pekerjaan sunyi. Pekerjaan yang rame itu kan peresmian. Ini pekerjaan-pekerjaan yang tak terlihat, itu dikerjakan. Nggak bisa mendadak, setelah saya selessai, dalam dua bulan jadi. Sim salabim. Itu Bandung Bondowoso yang bisa begitu," jelas Anies.
(Tribunnews.com/Daryono)