TRIBUNNEWS.COM - Berikut bacaan doa yang dilafalkan Nabi Yunus ketika meminta pertolongan.
Doa yang terdapat dalam Quran Surat Al-Anbiya ayat 87 ini, mengandung tiga poin.
Dikutip dari asc.ukm.um.ac.id, dalam doa tersebut mengandung sejumlah poin, yakni pengakuan tentang ke-Esaan Allah Swt. dengan adanya kalimat tauhid.
Kemudian, penyucian terhadap sifat-sifat yang tidak sesuai dengan sifat-sifat Allah Swt. dengan adanya kalimat tasbih.
Lalu, mengandung poin pengakuan terhadap dosa-dosa yang telah dilakukan dengan menyadari diri termasuk orang yang zalim.
Lantas, bagaimana Bacaan Doa Nabi Yunus?
Baca juga: Isi Kandungan dan Bacaan Surat Al Maidah Ayat 48, Lengkap Tulisan Arab, Latin, dan Artinya
Doa Nabi Yunus
Dzikir untuk mengingat Allah Swt. yang menyelamatkan Nabi Yunus a.s dalam situasi penuh kesusahan ini diabadikan dalam Q.S. Al-Anbiya ayat 87 yang berbunyi:
لَّآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنتَ سُبْحَٰنَكَ إِنِّى كُنتُ مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ
la ilaha illalla anta subhanaka inni kuntu minaz-zalimin
Artinya:
”Tidak ada Tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim.”
Adapun bunyi keseluruhan Surat Al Anbiya' Ayat 87, sebagai berikut :
وَذَا النُّوْنِ اِذْ ذَّهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ اَنْ لَّنْ نَّقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَاد ى فِى الظُّلُم تِ اَنْ لَّا اِل هَ اِلَّا اَنْتَ سُبْح نَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظّ لِمِيْنَ - ٨٧
wa żan-n ni iż żahaba mugā iban fa anna al lan naqdira 'alaihi fa nādā fi - ulumāti al lā ilāha illā anta sub- ānaka innī kuntu mina - ālimīn
Artinya:
Dan (ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus), ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, maka dia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap, ”Tidak ada tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim.”
Peristiwa yang Dialami Nabi Yunus hingga Membaca Doa agar Diberikan Pertolongan
Nabi Yunus a.s merupakan satu dari 25 Nabi yang wajib diketahui dalam Islam.
Ia diperintahkan oleh Allah Swt. untuk mengajarkan Ajaran Tauhid kepada umatnya agar mereka beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt.
Tentunya, dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya.
Nabi Yunus berdakwah kepada umatnya selama beberapa tahun.
Namun, usaha yang dilakukannya tak membuahkan hasil karena jumlah pengikutnya yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt. sangat sedikit.
Hal tersebut, membuat Nabi Yunus a.s. sangat kecewa.
Ia merasa semua usahanya sia-sia dan Allah Swt. tidak pernah memperhatikannya.
Nabi Yunus pun tidak menyadari, bahwa seluruh Nabi dan Rasul yang diutus Allah Swt. sebelumnya juga mendapatkan ujian dalam berdakwah.
Dalam keadaan marah dan sedih, Nabi Yunus memutuskan untuk berhenti berdakwah.
Ia meninggalkan kaumnya.
Lantas, Yunus pergi ke tepi pantai dan berlayar menggunakan kapal menyebrangi lautan. Namun, hal tak terduga kemudian terjadi.
Baca juga: Bacaan Surat Ali Imran Ayat 190-191 dalam Tulisan Arab, Latin, Lengkap dengan Arti dan Tafsirnya
Selamat dari Perut Ikan yang Memakannya
Di tengah badai, kapal yang ditumpanginya terancam tenggelam karena kelebihan muatan.
Meski semua barang yang tidak berguna dilemparkan ke laut, kapal yang ditumpangi Yunus masih belum seimbang.
Hingga diputuskan untuk menurunkan penumpang agar keseimbangan kapal dapat terjadi dan semua penumpang kapal dapat selamat.
Pada waktu itu, maka dilakukanlah pengundian siapa yang diturunkan dari kapal agar adil.
Nama Nabi Yunus selalu muncul dalam tiga pengundian tersebut, sehingga ia harus rela untuk terjun ke dalam laut.
Ketika terjun ke laut, Nabi Yunu ditelan oleh ikan paus.
Kisah ini terdapat dalam Q.S. Ash-Shaffat ayat 139-144, artinya:
“Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang rasul, (ingatlah) ketika ia lari ke kapal yang penuh muatan, kemudian ia ikut berundi, lalu dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian. Maka ia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela. Maka kalau sekiranya dia tidak, termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit.”
Dzikir untuk mengingat Allah Swt. yang menyelamatkan Nabi Yunus a.s dalam situasi genting itu.
Doa tersebut, diabadikan dalam Q.S. Al-Anbiya ayat 87.
Dari peristiwa tersebut, hendaknya kita mengamalkan doa Nabi Yunus a.s dalam kehidupan sehari-hari.
Terutama ketika kita mengalami kesulitan, kesusahan, dan kesedihan.
Baca juga: Bacaan Surat Al Maidah Ayat 48, Lengkap dengan Terjemahan dan Tafsirnya
Tata Cara Berdoa
Berikut ini tata cara berdoa, dilengkapi waktu dan tempat berdoa yang baik, dikutip dari situs Kantor Wilayah Kemenag Jatim, jatim.kemenag.go.id:
1. Menghadap kiblat
Hal ini berdasarkan sebuah hadis "Rasulullah datang ketempat wuquf diArafah dan ia menghadap kiblat lalu terus menerus berdo'a sehingga tenggelam matahari"
2. Membaca hamdalah atau pujian, Istighfar dan Shalawat
Salah seorang Sahabat Nabi berkata :
"Ketika Nabi Muhammad saw duduk dimesjid, tiba-tiba datang seorang laki-laki masuk, lalu ia shalat. Setelah selesai ia membaca doa,'Allahummaghfirlii warhamnii'. Maka waktu itu Rasulullah pun berkata, wahai kawan, engkau terburu-buru. Jika Engkau shalat, duduklah dahulu kemudian bacalah puji-pujian kepada Allah. Karena dia yang memiliki pujian itu, lalu Engkau baca shalawat kepadaku
kemudian baru berdo'a.
Kemudian datang seorang yang lain setelah shalat ia memuji Allah dan membaca shalawat untuk Nabi Muhammad saw. dan setelah itu Nabi bersabda, Berdo'alah akan dipenuhi."
3. Dengan suara lembut dan rasa takut
Hal ini seperti dalam firman Allah SWT yang berbunyi,
"Berserulah (Berdo'a) kepada Tuhanmu dengan merendahkan diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan janganlah engkau berbuat kerusakan dibumi sesudah (Allah SWT ) memperbaikinya, dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak diterima) dan harap (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik." (Q.S. Al A'raf : 55-56)
4. Yakin akan dipenuhi
Dalam berdoa kita harus yakin dan berprasangka baik kepada Allah, seperti hadis berikut ini:
"Sesungguhnya Allah 'Azza wa Jalla berfirman : Aku akan mengikuti prasangka hamba-Ku kepada-Ku. Dan Aku selalu menyertainya apa bila ia berdoa kepada-Ku".
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS, TribunPontianak.co.id)