News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ketua Umum Majelis Dzikir Hubbul Wathon: Dengan Zikir, Semoga Tahun Politik 2014 Berjalan Damai

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo menghadiri Zikir dan Doa Kebangsaan 78 tahun Indonesia Merdeka di halaman Istana Negara, Selasa (1/8/2023). Acara ini juga dihadiri Wakil Presiden K.H Ma'ruf Amin juga beberapa menteri juga para tokoh agama termasuk Ketua Umum Majelis Dzikir Hubbul Wathon (MDHW) KH Musthofa Aqil Siroj.

Hasiolan EP/Tribunnews.com

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Majelis Dzikir Hubbul Wathon (MDHW) KH Musthofa Aqil Siroj mengatakan berharap, melalui zikir yang kini menjadi acara resmi negara setiap 1 Agustus di Istana Negara, tahun politik dan hajatan demokrasi 2014 berjalan damai.

“Dengan dzikir, semoga tahun politik dan hajatan demokrasi yang sebentar lagi akan berlangsung di negeri ini dapat berjalan dengan damai, tidak ada ujaran kebenciaan, tidak ada adu domba, dan tidak ada saling sikut-menyikut. Yang ada adalah semua berjalan baik dan sejuk,” ujarnya saat menyampaikan laporan di halaman Istana Negara, Selasa (1/8/2023).

Karena itulah, lanjut dia, sebagai sebuah tradisi baik dan agung dalam mengawali bulan kemerdekaan, pihaknya berharap zikir di Istana Negara tidak pernah berhenti, namun terus lestari hingga sampai kapan pun.

“Kita diperintahkan oleh Allah SWT agar kita membangun negara untuk kesejahteraan rakyat. Namun, pembangunan punya syarat mutlak, yaitu keamanan. Jika negara tidak aman, maka tidak mungkin kita bisa membangun. Karena itu, kita harus punya andil menciptakan negara yang aman, sejahtera, dan damai,” tuturnya.

Kiai asal Kempek Cirebon, Jawa Barat, ini menambahkan bahwa sebagai negeri muslim terbesar di dunia, Indonesia kini menjadi contoh bagi negara-negara lain, bahkan negara-negara Timur Tengah.

Sebab, meskipun di Indonesia terdiri dari berbagai suku, bahasa, dan agama, namun mampu menunjukkan Islam yang ramah dan toleran.

“Antaraulama dan umara saling menghormati dan mengisi, saling bahu-membahu untuk menciptakan kedamian dan ketentraman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Di Indonesia ulama dan umara bisa duduk bersama saling menghormati satu sama lain,” ungkapnya disambut aplaus hadirin.

“Kita lihat di Aljazair, Maroko, Turki dan negara Arab lainnya, khutbah saja harus punya kartu izin khatib. Kalau tidak, maka dilarang khutbah. Di Indonesia begitu nikmatnya. Khutbah bisa jam berapa saja, dzikir bisa kapan saja, bahkan di Istana pun ada dzikir. Ini sungguh luar biasa dan patut kita syukuri,” sambung adik kandung Kiai Said Aqil Siroj ini.

Oleh karena itu, pihaknya sangat berterima kasih kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang telah menginstruksikan dan mengagendakan dzikir menjadi acara resmi negara setiap 1 Agustus di Istana Negara.

“Sekali lagi, kami haturkan terima kasih kepada bapak Presiden yang terus mensupport terlaksananya dzikir di Istana Negara dan memberikan mandat kepada Majelis Dzikir Hubbul Wathon. Sampai saat ini, dzikir di Istana Negara sudah berlangsung sebanyak lima kali,” ujarnya lagi-lagi disambut aplaus hadirin.

Dalam kesempatan tersebut, hadir Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden K.H Ma'ruf Amin, juga beberapa menteri juga para tokoh agama.

Terpantau menteri yang hadir, Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Polhukam) Mahfud MD, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Juga Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.

Baca juga: Majelis Dzikir Hubbul Wathon Ajak Masyarakat Jauhi Politisasi Agama di Pemilu 2024

Acara zikir kebangsaan diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an oleh Ustaz Wahyu Andi Saputra, kemudian pembacaan laporan dari penyelenggara oleh K.H. Musthofa Aqil Siradj dan pembacaan tausiyah dari Wakil Presiden K.H Ma'ruf Amin, serta pembacaan doa kebangsaan oleh Habib Luthfi bin Yahya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini