TRIBUNNEWS.COM - Seniman lukis asal Yogyakarta, Djoko Pekik meninggal dunia pada Sabtu (12/8/2023) pada usia 86 tahun.
Dikutip dari Tribun Jogja, Djoko Pekik meninggal ketika tengah dirawat di RS Panti Rapih, Yogyakarta.
Di sisi lain, ternyata sebelum meninggal dunia, Djoko Pekik sempat terjatuh di rumahnya sekitar dua minggu lalu sehingga mengakibatkan tangan kirinya patah.
Hal ini disampaikan oleh putra keempat Djoko Pekik, Nihil Pakuril.
Nihil juga mengungkapkan sejak kemarin, Jumat (11/8/2023), kondisi kesehatan pelukis asal Purwodadi itu sudah mengalami penurunan.
"Dirawat 5 hari, lalu sempat pulang. Sebenarnya tadi malam sudah mulai drop, kemungkinan iya (efek terjatuh). Sebelumnya kami menempuh risiko yang paling kecil, karena dengan bapak yang yuswa (umur) sudah 85 tahun, risiko untuk operasi itu kan besar. Operasi itu kan butuh anastesi, nah itu yang dikhawatirkan," kata Nihil.
Baca juga: BREAKING NEWS: Seniman Lukis Djoko Pekik Meninggal Dunia pada Usia 86 Tahun
Nihil pun mengungkapkan pihak keluarga meminta kepada dokter untuk tidak melakukan operasi besar terhadap Djoko Pekik terkait tangan kirinya yang patah.
Pihak keluarga pun meminta agar Djoko Pekik cukup di-gips saja.
"Kami memilih menempuh risiko yang paling kecil, dokter menyarankan untuk di gips saja. Dokter memperkirakan memang tidak bisa pulih tapi itu jalan terbaik untuk bapak," tambahnya.
Nihil mengatakan, jenazah Djoko Pekik akan dimakamkan di makam seniman Giri Sapto yang terletak di Imogiri, Kabupaten Bantul, Minggu (13/8/2023).
Menurut Nihil, sang ayah sudah mempersiapkan makam ini sejak 2020.
"Makam ini sudah disiapkan bapak sejak 2020, bahkan sudah dibikin relief celeng yang sudah ditempelkan di dinding makam," pungkas Nihil.
Profil Djoko Pekik
Dikutip dari Tribunnewswiki.com, Djoko Pekik merupakan seniman yang lahir di Purwodadi pada 2 Januari 1937.
Djoko Pekik memiliki minat di dalam dunia seni lukis ketika masuk ke Akademi Seni Rupa Indonesia, Yogyakarta pada tahun 1957.
Dalam perjalanan hidupnya, dirinya juga aktif dalam komunitas seniman yang terafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) yaitu Lembaga Kebudayaan Rakyat (LEKRA).
Akibatnya, dirinya pun sempat dijebloskan ke penjara akibat terafiliasi dengan PKI.
Lalu, Djoko Pekik pun dibebaskan pada tahun 1972.
Kemudian, namanya sebagai seniman lukis mulai dikenal ketika lukisannya dijadikan obyek penelitian disertasi seorang mahasiswa benama Astari Rasyid pada tahun 1980-an.
Baca juga: Inspirasi Pandemi Djoko Pekik, Yuk Lihat Pameran Lukisannya di Bentara Budaya Yogyakarta
Bahkan, dari disertasi ini, pada tahun 1989, Djoko Pekik dapat mengikuti pameran lukisan di Amerika Serikat.
Alhasil, karya lukisan Djoko Pekik pun selalu terjual dengan harga tinggi.
Adapun mahakarya Djoko Pekik yaitu lukisan berjudul Berburu Celeng (1998), Ledak Gogik (2004), dan Pengamen Istirahat.
Bahkan lukisan Berburu Celeng terjual hingga Rp 1 miliar.
Selain itu, lukisan Djoko Pekik lain berjudul Petruk Dadi Ratu, Semar Kursinya juga dibeli oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Lukisan 5x2 m tersebut akan dipasang di Istana Negara yang baru di Kalimantan Timur.
Lukisan tersebut menggambarkan Petruk berjabat tangan dengan rakyat jelata yang mencintainya.
Di seberang jalan, tampak orang-orang berdasi dan berjas berdiri di depan gedung tinggi.
Sementara itu, Semar mengemudikan kereta kencana.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Jogja/R. Hanif Suryo Nugroho)(Tribunnewswiki/Yusuf)