TRIBUNNEWS.COM - Tepat pada hari ini, Senin (14/8/2023) Negara Indonesia memperingati Hari Pramuka.
Gerakan Praja Muda Karana (Pramuka) memiliki sejarah tersendiri dalam perjalanan bangsa Indonesia.
Sebelum menggema di Indonesia, Pramuka telah berkembang terlebih dahulu di Inggris.
Pramuka berkembang di Inggris oleh pembinaan remaja yang dilakukan oleh Lord Robert Baden Powell of Gilwell.
Baca juga: 30 Ucapan Selamat Hari Pramuka 2023, Penuh Semangat
Lantas, bagaimana sejarah Pramuka di Indonesia?
Sejarah Hari Pramuka
Dikutip dari kemdikbud.go.id, organisasi Pramuka di Indonesia ditandai dengan munculnya cabang milik Belanda dengan nama Nederlandesche Padvinders Organisatie (NPO) pada tahun 1912.
Kemudian pada 1916, berubah nama menjadi Nederlands Indische Padvinders Vereniging (NIVP).
Di tahun yang sama, Mangkunegara VII membentuk Organisasi Kepanduan pertama Indonesia dengan nama Javaansche Padvinder Organisatie (JPO).
Lahirnya JPO memicu gerakan nasional lainnya untuk membuat organisasi sejenis pada saat itu.
Di antaranya Hizbul Wahton (HM) pada 1918, JJP (Jong Java Padvinderij) pada 1923, Nationale Padvinders (NP), Nationaal Indonesische Padvinderij (NATIPIJ), Pandoe Pemoeda Sumatra (PPS) dan penyatuan organisasi pandu diawali dengan lahirnya INPO (Indonesische Padvinderij Organisatie) pada 1926.
Organisasi tersebut dibuat sebagai peleburan dua organisasi kepanduan, yakni Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) dan Jong Indonesische Padvinderij Organisatie (JIPO).
Melihat semakin banyaknya organisasi pramuka milik Indonesia, Belanda melarang organisasi kepramukaan di luar milik Belanda menggunakan istilah Padvinder.
Oleh karena itu, KH Agus Salim memperkenalkan istilah “Pandu” atau “Kepanduan” untuk organisasi Kepramukaan milik Indonesia.