TRIBUNNEWS.COM - Polisi mengungkapkan terduga teroris berinisial DE (28) yang merupakan karyawan PT Kereta API Indonesia (KAI) merupakan pendukung Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS).
Karo Penmas Div Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan, mengatakan DE aktif melakukan propaganda di media sosial (medsos) dengan memberikan motivasi untuk berjihad.
"Saudara DE ini merupakan salah satu pendukung jaringan teroris ISIS yang aktif melakukan propaganda di media sosial dengan memberikan motivasi untuk jihad," ucap Ramadhan dalam konferensi pers, dikutip dari YouTube Kompas TV, Selasa (15/8/2023).
Dikatakan Ramadhan, DE mengirimkan sebuah postingan di media sosial berupa digital berisikan teks pembuatan baiat dalam bentuk bahasa Arab dan bahasa Indonesia kepada pemimpin ISIS, yaitu Abu Al Husain Al Husaini Al Quraysi.
"Pelaku memposting di medsos berupa poster digital berisikan teks pembaruan baiat dalam bahasa Arab dan bahasa Indonesia kepada pemimpin ISIS," tutur Ramadhan.
Ramadhan juga mengungkapkan, DE memiliki senjata api (senpi) sebanyak 16 pucuk senjata.
Terdiri dari 11 laras pendek dan lima laras panjang.
Baca juga: Respons PT KAI soal Pegawai Terduga Teroris, Janji akan Tindak Tegas jika Terbukti Terlibat
"Kemudian, pelaku juga memiliki senjata api rakitan dan pabrik, ada 16 pucuk senjata, 11 laras pendek, dan 5 (lima) laras panjang," ungkapnya.
Saat ini, kata Ramadhan, DE telah diamankan oleh Densus 88.
"Tersangka DE telah diamankan oleh Densus 88 dan Densus 88 masih mendalami, mengembangkan kasus ini," pungkas Ramadhan.
Sebelumnya diberitakan, Densus 88 telah menangkap pegawai PT KAI yang terduga teroris DE di daerah Harapan Jaya, Bekasi Utara, Kota Bekasi pada Senin (14/8/2023) sekitar pukul 13.00 WIB.
Diketahui, selama sepekan terakhir, Intel Densus 88 sudah mendatangi kompleks perumahan sambil memantau gerak gerik terduga teroris DE sebelum akhirnya ditangkap.
Kemudian, setelah dilakukan penangkapan tersebut, Densus 88 melakukan penggeledahan di rumah terduga teroris, yakni di Perumahan Persona Anggrek Harapan, Bekasi.
Di dalam rumah itu, ditemukan barang bukti berupa belasan senjata api, bendera berlambang ISIS dan buku-buku diduga berisi ajaran terorisme.