Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI fraksi Partai Golkar Christina Aryani, mengutuk keras kejadian penculikan dan penganiayaan hingga tewas terhadap Imam Masykur, warga Bireun, Aceh oleh oknum anggota TNI.
Christina menegaskan, selain sanksi pemecatan dan hukuman berat untuk pelaku, kejadian ini harus menjadi evaluasi serius bagi TNI terutama menyangkut aspek pembinaan prajurit.
Baca juga: Netizen Serbu Akun Oknum Paspampres yang Aniaya Imam Masykur, Pamer Piket hingga Jaga Istana
"Mendengar ekspose dari Pomdam Jaya atas kasus ini dengan motifnya pemerasan, sungguh amat kita sesalkan, mengutuknya serta kita sampaikan simpati dan dukacita mendalam untuk keluarga korban. Tindakan yang sama sekali tidak bisa ditolerir. Video yang viral itu kita saksikan sangat tidak manusiawi," kata Christina kepada wartawan Selasa (29/8/2023).
Di tengah upaya pimpinan TNI untuk terus mewujudkan TNI manunggal dengan rakyat, TNI dekat dengan rakyat, kejadian seperti ini menurunkan citra TNI.
"Gambaran TNI yang selama ini dekat dengan rakyat, humanis dirusakkan dengan kejadian seperti ini. Amat disayangkan," ujar Christina.
Dia meminta kejadian ini menjadi evaluasi serius pimpinan TNI sehingga tidak terjadi lagi di kemudian hari.
Menurut Christina, selain mengawal proses hukum secara transparan, TNI juga perlu melakukan evaluasi internal.
"Kita kawal bersama, sesuai janji Panglima TNI untuk memberi sanksi berat maksimal hukuman mati. Namun lebih penting lagi adalah aspek pembinaan prajurit agar jadi perhatian serius. Program Bintal jangan dianggap remeh karena menyangkut kualitas prajurit juga. Makin bagus dan konsisten pembinaan dilakukan maka institusi TNI nya juga akan semakin baik," pungkas Christina.
Baca juga: Oknum Paspampres yang Aniaya Pemuda Aceh Tak Bertugas Kawal Presiden, tapi Urusi Motor Patwal
Panglima TNI Janji Kawal Proses Hukum
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menyatakan prihatin atas kasus dugaan penganiayaan yang diduga dilakukan oknum anggota Paspampres Praka Riswandi Manik dan rekan-rekannya hingga menyebabkan Imam Masykur meninggal dunia.
Kepala Pusat Penerangan TNI Laksda Julius Widjojono mengatakan Panglima TNI juga akan mengawal kasus tersebut agar pelaku dihukum dengan berat.
"Panglima TNI prihatin dan akan mengawal kasus ini agar pelaku dihukum berat maksimal hukuman mati, minimal hukuman seumur hidup, dan pasti dipecat dari TNI karena termasuk tindak pidana berat, melakukan perencanaan pembunuhan," kata Julius ketika dikonfirmasi pada Senin (28/8/2023).
Danpaspampres Pastikan Proses Hukum Berjalan
Komandan Paspampres Mayjen TNI Rafael Granada Baay mengatakan Pomdam Jaya sedang melaksanakan penyelidikan terhadap dugaan adanya keterlibatan anggota Paspampres dalam tindak pidana penganiayaan.
"Terduga saat ini sudah ditahan di Pomdam Jaya untuk diambil keterangan dan kepentingan penyelidikan," kata Rafael ketika dihubungi Tribunnews.com pada Minggu (27/8/2023).
Dia juga menegaskan proses hukum akan dilakukan sesuai ketentuan hukum yang berlaku apabila anggota Paspampres tersebut terbukti melakukan tindak pidana.