TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Archipelagic and Island States (AIS) Forum sukses menggelar Pertemuan Pejabat Tinggi/Senior Official Meeting (SOM) ke-8 di Antananarivo, Madagaskar, pada 29 Agustus 2023.
Pertemuan ini digelar atas kerja sama Pemerintah Republik Indonesia, Pemerintah Republik Madagaskar, United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia dan Sekretariat AIS Forum.
Pertemuan ini menjadi ajang resmi kedua di tahun 2023 dan Pertemuan Pejabat Tinggi ke-8 sepanjang berdirinya AIS Forum.
Sebagai catatan, Forum ini mewadahi 51 negara pulau dan kepulauan sebagai sarana komunikasi dan kolaborasi untuk mendorong pembangunan dan mengatasi tantangan bersama di sektor kelautan.
“Pertemuan ini sukses memperkuat kolaborasi konkret antar negara-negara di AIS Forum dalam menghadapi berbagai tantangan lingkungan global, termasuk perubahan iklim, konservasi sumber daya laut, dan keamanan regional,” ujar Riny Modaso, Project Coordinator Sekretariat AIS Forum, dalam keterangan tertulisnya.
Riny mengungkapkan, para peserta juga membahas empat fokus utama AIS Forum, yaitu mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dan penanganan bencana, pengembangan ekonomi biru, penanganan sampah plastik di laut, serta tata kelola maritim yang baik.
Pertemuan ini dibuka secara resmi oleh Menteri Luar Negeri Republik Madagaskar dan dihadiri oleh 23 perwakilan dari negara – negara AIS seperti Bahrain, Komoros, Cook Island, Siprus, Fiji, Indonesia, Jepang, Madagaskar, Maladewa, Malta, Mikronesia, Palau, Papua Nugini, Filipina, Sao Tome and Principe, Seychelles, Singapura, Solomon Islands, Sri Lanka, Suriname, Timor Leste, United Kingdom dan Vanuatu.
Turut hadir pula Menteri Perikanan dan Ekonomi Biru Republik Madagaskar yakni Dr. Paubert Tsimanaoraty Mahatante, serta beberapa perwakilan undangan dari organisasi internasional seperti La Reunion, Melanesian Spearhead Group, Indian Ocean Commision, United Nations Development Programme (UNDP) Madagaskar, dan Sekretariat AIS Forum.
Dalam pidato pembukanya, Menteri Luar Negeri Republik Madagaskar Yvette Sylla mengapresiasi peran AIS Forum sebagai platform global dinamis yang secara konsisten memainkan peran pentingnya dalam menyuarakan berbagai isu krusial yang dihadapi negara-negara AIS.
Ia juga menyoroti program-program kegiatan AIS Forum yang telah membawa dampak besar di Republik Madagaskar, dan memposisikannya sebagai pintu pembuka bagi negara-negara pulau dan kepulauan di Kawasan Samudera Hindia.
Baca juga: Madagaskar, Pulau Tertua di Dunia yang Memiliki Tiga Situs Yang Tercatat di Kekayaan UNESCO
“Di dunia yang terus berkembang dan dilanda krisis multifaset, kita menghadapi tantangan yang kompleks dan saling berhubungan. Perubahan iklim, konservasi sumber daya laut, dan keamanan regional memerlukan tindakan yang terpadu dan terkoordinasi. SOM ke-8 AIS Forum memberikan peluang besar bagi kita untuk mengatasi tantangan lingkungan yang kita hadapi,” pungkasnya.