Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penerjemah menjadi salah satu profesi yang paling diminati karena industri ini memiliki tingkat pertumbuhan yang stabil.
Apalagi saat generasi muda membutuhkan komunikasi lintas bahasa yang efektif pada era globalisasi saat ini.
Baca juga: Meta Rilis Mesin Penerjemah AI yang Dapat Diterjemahkan 100 Bahasa, Lebih Canggih Ketimbang Google
Co-founder Katagonia Language Solutions (KLS), Sony Novian mengatakan menghasilkan penerjemah yang berkualitas dibutuhkan keterlibatan perguruan tinggi atau akademisi.
"Adanya konvergensi akademisi dan industri dapat memberikan hasil yang transformatif bagi industri penerjemah," kata Sony di sela-sela MoU KLS dan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) di Jakarta, Kamis (14/9/2023).
MoU ini berisi memberdayakan mahasiswa UMM yang akan terjun menjadi penerjemah.
"Kemitraan ini menjembatani gap antara teori dan praktik sekaligus memberikan wawasan strategis dalam melihat industri ini," ujar Sony.
Selain itu, kolaborasi bisa memperkuat aspek 'link and match" antara dunia industri dengan akademis.
"KLS sebagai agensi penerjemah telah mengadaptasi teknologi bahasa 4.0.
Baca juga: Polisi Ibaraki Jepang Semakin Meningkatkan Jumlah Penerjemah Antisipasi Penjahat Asing
Untuk itu kami berharap dari MoU ini, pemberdayaan dan riset di bidang bahasa dapat berkontribusi optimal bagi para akademisi UMM untuk terkoneksi secara global," ujarnya.
Wakil Dekan 2 Universitas Muhammadiyah Malang, Saiful Amien mengatakan, kolaborasi ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa UMM dalam hal teknologi dan metodologi terbaru.
"Saya sangat mengapresiasi inisiatif KLS dan Pak Sony.
Ke depan, mahasiswa UMM berkesempatan melakukan magang di KLS sekaligus dapat menguatkan kompetensi mereka guna menjadi tenaga penerjemah profesional," ujar Saiful.