News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Cuaca Panas Ekstrem, BMKG Ingatkan Jam-jam Bahaya Sinar UV yang Harus Dihindari

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga beraktivitas di anjungan Transjakarta di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Selasa (1/8/2023). Menurut BMKG, suhu udara akan berkisar 22 hingga 34 derajat celcius di siang hari, dengan kelembaban 50-80 persen. Sebelumnya, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan bahwa fenomena El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) positif membuat musim kemarau tahun ini lebih kering dengan tingkat curah hujan rendah sampai sangat rendah. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

Cuaca Panas Ekstrem, BMKG Ingatkan Jam Bahaya Sinar UV yang Harus Dihindari

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi cuaca panas masih berlanjut hingga Oktober ini.

Suhu panas di bulan Oktober ini bisa mencapai 36 derajat celcius.

Bahkan di sejumlah wilayah bisa mencapai 40 derajat celcius.

Karena itu masyarakat terus diimbau untuk selalu menggunakan tabir surya saat beraktivitas di luar ruangan.

Kondisi suhu udara yang panas juga dikaitkandengan fluktuasi radiasi ultraviolet (UV) dari sinar matahari.

Baca juga: Bikin Enggak Pede, Ini 4 Dampak Paparan Sinar UV Bagi Kulit!

Besar kecilnya radiasi UV yang mencapai permukaan bumi memiliki indikator nilai indeks UV.

Berikut jam paparan sinar UV yang harus dihindari sebagaimana dijelaskan kepala BMKG Dwikorita Karnawati.

Adapun indikator nilai indeks sinar UV adalah:

Mulai dari Low indeksnya dari 0 - 2.

Moderat dari 2 - 5, lalu High 6 - 7, Very High 8 - 10, serta extreem 11 - seterusnya.

"Secara umum polanya pada pagi hari berada dalam kategori low. Semakin siang maka high, very high, hingga sangat tinggi atau ekstrem," urainya.

Ia menyebut, paparan sinar UV paling tinggi terjadi antara pukul 12.00 - 15.00 waktu setempat.

"Kemudian tren nya turun menjadi rendah sore hingga malam hari," ucapnya.

"Karena intensitas UV yang bisa mencapai sangat tinggi maka kami imbau selalu melindungi diri atau menggunakan tabir surya," kata Dwikorita.

Paparan sinar UV secara terus menerus dapat memicu timbulnya berbagai permasalahan kulit, yang bisa mengurangi kenyamanan ketika berolahraga outdoor di bawah teriknya sinar matahari.

Dokter Spesialis Kulit & Kelamin, dr. Arini Widodo, SpKk mengatakan cuaca yang panas mencetuskan berbagai masalah kulit.

Pasalnya, dalam kondisi ini kulit lebih banyak produksi keringat, meningkatkan sekresi sebum, hilangnya air pada transepidermal, dan kulit menjadi berminyak serta menurunkan pH kulit.

"Ketika kulit berkeringat dan berminyak akan mencetuskan bakteri untuk datang, dan menutup pori-pori yang menyebabkan jerawat," kata dia saat dikonfirmasi beberapa waktu lalu. Dermatolog dari dermatologist Jakarta ini menerangkan, kelenjar keringat yang tersumbat menyebabkan biang keringat. Karena keringat tidak bisa keluar, keringat menumpuk di bawah kulit, menyebabkan ruam dan benjolan kecil yang gatal.

Kemudian, sinar matahari dapat menyebabkan sunburn yang kemudian dapat meningkatkan risiko terkena kanker kulit

Serta, pada beberapa orang yang sensitif pada matahari, dapat timbul alergi yang dapat berupa benjolan merah, bersisik, dan sangat gatal pada kulit.

Contoh penyakitnya adalah solar urtikaria, PMLE dan lain-lainnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini