Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kader Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) punya peranan penting dalam menurunkan angka stunting.
Hal ini diungkapkan Dokter ahli gizi dan Ahli Kesehatan Dr Tan Shot Yen.
Sayangnya, masih ada kader Posyandu yang belum mendapatkan pelatihan mumpuni.
"Kader Posyandu adalah tombak paling depan. Ketika seorang ibu mendapatkan dukungan, ada kader sampai hari ini belum mendapatkan pelatihan yang mumpuni," katanya dalam media briefing di Jakarta, Jumat (6/10/2023).
Di sisi lain, ada kata-kata kader yang justru membuat ibu menjadi enggan datang ke posyandu.
Baca juga: Kisah Bidan Fifi Sumanti Turunkan Angka Stunting di Pulau Komodo, Mitos di Masyarakat Jadi Tantangan
Ada pula ketika ibu bertanya soal kenapa berat anak tidak mengalami kenaikan, justru ditanggapi seperti 'tidak apa-apa yang penting anaknya masih aktif.
"Nah seperti itu tidak boleh lagi. Kader harus menjadi tombak paling ujung dan punya kompetensi yang mumpuni," ujarnya.
Kompetensi Kader Posyandu Belum Merata
Menurut dr Tan, kader posyandu dengan kemampuan yang mumpuni belum merata.
"Kompetisi kader di Indonesia tidak rata. Saya tidak berani ngomong bahwa banyak kader atau sebagian besar, kita belum ada datanya," kata dr Tan.
Di sisi lain, kader Indonesia terbilang unik karena kerap berganti-ganti, tergantung siapa ketua pembina PKK.
Baca juga: Wapres Maruf Amin Minta Tahun Politik Tidak Hambat Penanganan Stunting
Belum lagi kader Posyandu belum mendapatkan pelatihan yang merata untuk tingkatkan kompetensi kader.
"Jadi saya menyambut baik 1000 Days Fund untuk memberikan pelatihan kepada kader. Bisa mendaftar online, memberikan masukan dan seterusnya," katanya.
Dr Tan pun memperlihatkan gambaran kader Indonesia itu menarik.