Sebagian besar tugas yang pernah diemban pria berusia 55 itu berada di wilayah Polda Metro Jaya dan Polda Jambi.
Ia pernah menjadi Pamapta Polres Bekasi, Kapolsek Tambelang, Wakasat Serse, dan Kasat Serse Polres Bekasi.
Kemudian saat di wilayah Polda Jambi, ia menjabat sebagai Kabag Reserse Umum, Wakapolres Kerinci, Kasubbag Seleksi Ditpers, hingga Kabag Analis Ditnarkoba.
Saat berpangkat AKBP, Djoko Poerwanto sempat ditugaskan sebagai penyidik di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Ketika kembali ke Polri, Djoko naik pangkat menjadi komisaris besar (kombes).
Ia sempat bertugas sebagai Wakil Direktur Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri dan pada 2019 menjadi Direktur Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri.
Baca juga: Profil Irjen Pol Djoko Poerwanto, Kapolda NTB yang Dituntut Mahasiswa Agar Dicopot Polri
4. Irjen Umar Faroq
Irjen Umar Faroq juga menjadi pati Polri yang ikut dirotasi Jenderal Listyo Sigit.
Sebelumnya, Umar Faroq mengemban tugas sebagai Widyaiswara Kepolisian Utama Tingkat I Sespim Lemdiklat Polri.
Kini, setelah dirotasi, Irjen Umar Faroq menjadi Kapolda Nusa Tenggara Barat yang ditinggalkan Irjen Djoko Poerwanto.
Sama seperti Djoko Poerwanto, Umar Faroq juga merupakan alumnus Akpol 1989.
Pria kelahiran September 1968 itu memiliki pengalaman di bidang reserse.
Dikutip dari tribunnewswiki.com, karier Umar Faroq sudah cukup malang melintang di Korps Bhayangkara.
Ia tercatat pernah mengemban jabatan Kapolres Luwu Timur dan Kapolres Blora.
Pada 2009, Umar Faroq mengemban jabatan sebagai Kasubbag Dukminpers Bagdukminops Robinops Sops Polri kemudian sebagai Dirpamobvit Polda Malut dan Dirpamobvit Polda Bali.