Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Maxi Rein Rondonuwu sampaikan update terkini terkait kasus Monkeypox di Indonesia.
Saat ini kasus positif Monkeypox di Indonesia telah bertambah jadi 14 orang.
"Kita sudah ada 14 kasus konfirmasi. Ini sudah (dicek) di laboratorium, positif," ungkapnya pada konferensi pers virtual, Kamis (26/12/2023).
Selain itu, saat ini ada 20 kasus probable.
Baca juga: Kasus Monkeypox Terus Bertambah, Perlukah Vaksin untuk Masyarakat Umum?
Kasus probable, yaitu orang yang diyakini sebagai suspek dan ada ejala atau kontak dari kasus yang telah dikonfirmasi.
Namun 20 kasus ini tidak atau belum diambil sampel untuk melakukan pengecekan di laboratorium.
Ada pula 9 orang yang jadi suspect. Suspect adalah pasien dengan pengawasan yang menunjukkan gejala.
"Kita sudah ambil sampel (9 suspect) tinggal menunggu hasil. Dari 9 ini kita lihat hasilnya nanti, sore atau malam," jelas Maxi.
Untuk karakteristik kasus konfirmasi paling banyak berada di usia 25-19 tahun sebanyak 64 persen.
Sisanya, pasien berusia 31-39 tahun. Semua pasien adalah laki-laki.
Meski belum bisa dipastikan ,metode penularan kemungkinan besar karena kontak seksual.
Semua pasien bergejala namun hanya satu asimtomatik atau tidak menunjukkan gejala.
Gejala paling banyak ada lesi pada kulit, disertai demam dan pembengkakan kelenjar di lipatan paha
Selain itu muncul gejala lain pada pasien seperti sakit menelan, nyeri tenggorokan, sakit otot, kemudian ada menggigil.
"Badan terasa sakit, kelelahan. Mual, ada sampai diare. Dan nyeri di mulut. Ini kasus umumnya pada Monkeypox," pungkasnya.