News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Jelang Peringatan Sumpah Pemuda, Pemuda Muhammadiyah: Anak Muda Selalu Terkait dengan Politik

Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILustrasi pemuda. Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Dzul Fikar Ahmad Tawalla mengatakan pergerakan kaum muda memang tidak terhindarkan, pemuda selalu menjadi motor penggerak dalam perubahan sosial politik di Indonesia.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willy Widianto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dinamika sosial politik Indonesia tidak lepas dari kaum muda. Sejarah mencatat bagaimana peran pemuda selalu tampil dalam kancah perpolitikan Indonesia.

Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Dzul Fikar Ahmad Tawalla mengatakan pergerakan kaum muda memang tidak terhindarkan, pemuda selalu menjadi motor penggerak dalam perubahan sosial politik di Indonesia.

Baca juga: Siapa Pembaca Naskah Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928?

"Jika ditarik ke belakang, hadirnya sumpah Pemuda diinisiasi dan digerakkan oleh para pemuda terpelajar. Gagasan penyelenggaraan kongres 27-28 Oktober 1028 diinisiasi oleh Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI). Kongres bertujuan menggalang kesatuan dan persatuan kebangsaan, yang diakhiri oleh sumpah pemuda berisikan penegasan terhadap tanah air, bangsa dan bahasa Indonesia," ujar Dzul Fikar dalam pernyataannya, Jumat(27/10/2023).

Sebagaimana menjelang kemerdekaan Indonesia lanjut Dzul Fikar, kaum muda dan kaum muda berselisih pandangan. 

Kaum muda menghendaki percepatan proklamasi kemerdekaan saat kekalahan Jepang atas sekutu. Kaum muda terwakili oleh Soekarni, Wikana dan Chaerul Saleh, sedangkan Soeharno dan Moh. Hatta sebagai representatif kaum tua.

Baca juga: Naskah Doa Peringatan Hari Sumpah Pemuda 2023 Resmi dari Pemerintah

Kaum muda kemudian membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdenklok, sebagai bentuk lobi untuk mendesak agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Peristiwa penting ini, satu diantara temuan Ben Anderson dalam bukunya Revoloesi Pemoeda: Pendudukan Jepang dan Perlawanan di Jawa 1944-1946. Kondisi sosial politik, telah mampu memengaruhi kesadaran politik kaum muda. 
Soekarno dan Hatta, sejak muda telah mengobarkan api semangat penentangan terhadap penjajahan. Hal ini dapat kita lihat dari buku karya Soekarno dibawah judul ‘Mencapai Indonesia Merdeka (1933). 

Begitu juga dengan Hatta saat membawahi Perhimpunan Indonesia, melakukan pergerakan nasional dari negeri Belanda melalui majalah Indonesia Merdeka (1924). 

Dari sekelumit cerita di atas lanjut Dzul Fikar menegaskan bahwa pemuda kerap bertalian erat dengan politik. Pemuda lanjutnya senantiasa melakukan pergerakan nasional untuk kebaikan bangsa dan negara. 

"Sepanjang dinamika politik nasional, tidak lepas dari kehadiran sosok muda," kata Dzul Fikar.

Tidak hanya itu menurut Dzul Fikar pemuda senantiasa turut serta melakukan perubahan-perubahan. Melalui anak muda, segala bentuk macam gagasan dan ide tersuarakan dengan lantang dan ambisi untuk mewujudkannya. Ketiga, anak muda selalu melihat momentum yang ada untuk masa depan. Anak muda juga telah mampu melakukan akselerasi pergerakan untuk bangsa dan negara.

Dzul Fikar juga menyinggung diusungnya Gibran menjadi cawapres oleh Capres Prabowo Subianto telah menyedot perhatian publik.

Baca juga: Naskah Doa Peringatan Hari Sumpah Pemuda 2023 Resmi dari Pemerintah

Menurutnya sejarah demokrasi Indonesia mencatat, tampilnya kaum muda menjadi calon wakil presiden usia di bawah 40 tahun. 

"Kehadiran Gibran sebagai cawapres merubah stigma kalau kaum muda belum layak memimpin, kini publik melihat bahwa kaum muda dan politik menjadi lekat," ujar Dzul Fikar. (Willy Widianto)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini