Laporkan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia saat ini baru memiliki 3.47 persen pengusaha dari total jumlah penduduk Indonesia.
Angka ini berada di bawah Thailand dan Malaysia, serta jauh di bawah Singapura.
Salah satu penyebabnya adalah literasi digital di sekolah-sekolah khususnya pendidikan vokasi yang belum masif dengan standar pembelajaran kewirausahaan berbasis digital.
CEO Parallaxnet, Mazhar Durani, mengaku optimis Indonesia dapat memiliki tokoh-tokoh bisnis digital dunia dari sekolah-sekolah vokasi.
"Besar harapan saya akan lahir Elon Musk, Mark Zuckerberg, Jack Ma, dan tokoh-tokoh bisnis digital dunia dari sekolah-sekolah vokasi di Indonesia," ujar Mazhar Durani melalui keterangan tertulis, Rabu (1/11/2023).
Mazhar mengatakan pihaknya melakukan penandatangan Nota Kerjasama atau MoU dengan SMK Metland Transyogi, SMK Metland Cibitung dan LPK/LKP Metland College dalam melaksanakan pembelajaran di bidang technopreneur melalui Platform Learning Management System (LMS) Parallaxnet.
Dirinya mengatakan anak Indonesia dapat memiliki kesempatan berkarir di masa depan yang sama dan sederajat dengan anak-anak di negara-negara maju seperti Amerika, Cina, Singapura, Jepang, Korea dan Eropa.
Dirinya mengatakan perangkat ini dapat diakses dari manapun dengan mempergunakan berbagai perangkat keras.
Sementara itu, Direktur Utama PT Kimora Defasa, Dewi Setiawati Said menilai anak Indonesia memiliki masa depan gemilang di era digitalisasi.
Menurutnya, Indonesia dapat mengejar ketertinggalan bidang teknologi digitaliasi dengan menghasilkan talenta berkualitas.
Dewi juga mengharapkan dukungan semua pihak, dari Pemerintah, Legislatif, juga dari Aparat serta seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
"Karena persoalan SDM ini merupakan persoalan bangsa yang harus kita pecahkan secara bersama-sama," ucapnya.
Acara ini dihadiri pula oleh Pengawas SMK Cabang Dinas Pendidikan Wilayah I, Dina M Tiraswati, Pengawas SMK KCD I, Carlab Djumani, dan Kepala KCD Provinsi Wilayah XII, Abur Mustikawanto.
Menurut Abur, Dinas Pendidikan Prov Jabar sangat mendukung program kerjasama ini yang dilakukan untuk pertama kalinya di wilayah Kabupaten Bogor.
"Saya optimis program ini dapat membantu generasi muda di Kabupaten Bogor memiliki kemampuan di bidang teknologi yang profesional yang akan menjadi percontohan untuk sekolah lain di seluruh Indonesia," ucap Abur.
Sementara itu, Kepala SMK Metland Darmawan mengatakan langkah ini dapat menghasilkan tenaga terampil di bidang digitalisasi.
Selain itu, dapat mencetak para lulusan sebagai teknopreneur muda berbakat yang mampu berkiprah di dunia international.
Baca juga: Kemendikbudristek: Lulusan Perguruan Tinggi Vokasi harus Miliki Kompetensi Level Global
"Kami sangat antusias untuk melakukan kerjasama dikarenakan kami belum pernah menemukan pola belajar 24 jam melalui virtual machine yang mereka berikan kepada anak-anak, menjadikan kemudahan anak-anak mengakses 24 jam dan belajar kapan saja dan dimana saja," pungkas Darmawan.