Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tenaga kesehatan (nakes) Indonesia mengeluarkan 5 sikap dalam merespons serangan bertubi-tubi Israel ke warga sipil serta fasilitas umum seperti rumah sakit (RS).
Selain itu juga menggelar doa bersama rakyat terdampak agresi militer Israel.
Kegiatan diinisiasi MER-C Indonesia bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Junior Doctors Network (JDN), Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan Indonesia (Patelki), dan Persatuan Terapi Gigi dan Mulut Indonesia (PTGMI).
Ketua Presidium MER-C Indonesia, dr Sarbini Abdul Murad, bersyukur atas kerja keras relawan yang memiliki empati terhadap peristiwa Gaza untuk menyelenggarakan aksi solidaritas ini.
Baca juga: Makin Kritis, Mer-C Kirim Surat Terbuka ke Presiden Jokowi Minta Selamatkan RS Indonesia di Gaza
"Patut diapresiasi dan kami bangga dengan ide cerdas yang mengedepankan nurani. Saya ucapkan terima kasih untuk menyukseskan acara ini karena doa adalah senjata kaum muslimjn yang sangat hebat," ujar dia dalam kegiatan di Jakarta, Jumat (17/11/2023).
Dalam kegiatan bertajuk “Time to SCREAM to the World STOP GENOCIDE!! Leave Hospital alone” tersebut dr Sarbini mengatakan dengan doa akan menguatkan tenaga medis di Gaza, Palestina.
Dia mengajak seluruh tenaga kesehatan di Indonesia untuk mendoakan 202 tenaga medis di yang wafat jalur Gaza.
Demikian juga bagi tenaga medis yang saat ini masih tetap bertahan di RS Indonesia, RS Al Shifa maupun rumah sakit lain di Gaza.
"Semoga doa ini dapat meluaskan kuburnya, menempatkannya di sisi yang mulia. Saya juga mengimbau relawan tenaga medis dan para medis di Indonesia dan dunia untuk tidak diam," ujar dia.
Dia menyatakan, WHO tidak berdaya untuk menyelamatkan tenaga medis Gaza dan RS, terlebih RS Indonesia sangat dibutuhkan warga meski kini semua serba terbatas.
"RS Indonesia adalah aset rakyat dan masa depan kita, kini terancam agresi Israel, mereka saat ini kekurangan obat, peralatan medis untuk operasi dan tenaga medis," jelas dia.
Dia juga berharap semoga tenaga medis yang saat ini masih terus berjuang di jalur Gaza tetap bertahan menolong sebagai wujud kemanusiaan.
Berikut ini 5 pernyataan sikap tenaga medis Indonesia yang dibacakan dalam tiga bahasa yaitu Indonesia, Arab, dan Inggris:
5 Pernyataan Sikap Tenaga Kesehatan Seluruh Indonesia terhadap Agresi Israel di Jalur Gaza Palestina:
1. Menyampaikan duka mendalam atas gugurnya warga sipil akibat agresi membabi buta Israel di Jalur Gaza. Serangan bertubi-tubi sejak 7 Oktober 2023 lalu, telah menelan lebih dari 11.180 warga Palestina telah terbunuh, termasuk lebih dari 7.700 anak-anak dan perempuan, sementara lebih dari 28.200 orang lainnya terluka. Tindakan tersebut tak ubahnya genosida terburuk pada abad ini.
2. Mengutuk serangan Israel terhadap fasilitas dan tenaga kesehatan yang mengakibatkan terhentinya layanan total di sejumlah rumah sakit di Gaza. Total 22 rumah sakit dan 49 pusat kesehatan dipaksa berhenti beroperasi di Jalur Gaza akibat arogansi Israel. Serangan terhadap rumah sakit dan tenaga kesehatan adalah bentuk pelanggaran terhadap hukum internasional, sebagaimana termaktub dalam Konvensi Jenewa pertama tanggal 12 Agustus 1949 dan protokol tambahan 1977;
3. Mendesak PBB, organisasi, dan komunitas kesehatan internasional untuk mengambil langkah-langkah konkret dan segera untuk menghentikan serangan Israel terhadap fasilitas dan tenaga medis di Gaza serta memulihkan secepat mungkin layanan medis yang terhenti sekaligus membuka akses bantuan kesehatan berupa obat-obatan dan tim medis untuk membantu korban-korban terdampak serangan Israel.
4. Meminta pemerintah untuk melakukan diplomasi secara tegas di kancah internasional untuk menekan Israel menghentikan agresinya di Gaza Palestina;
5. Mengajak rekan sejawat medis untuk memberikan bantuan terbaik meliputi bantuan tenaga, dana, hingga doa untuk korban-korban serangan bengis Israel di Gaza.