TRIBUNNEWS.COM - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri angkat bicara usai aksinya menutup wajahnya dengan tas dari dalam mobil viral seusai diperiksa Bareskrim Polri pada Kamis, (16/11/2023) lalu sebagai saksi terkait pemerasan pimpinan KPK terhadap mantan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL).
Setelah menjalani pemeriksaan selama empat jam, Firli meninggalkan Bareskrim Polri dan menaiki mobil Hyundai hitam dengan nopol B-1917-TJQ.
Mobil tersebut melaju tanpa menghiraukan awak media yang tengah menunggu Firli.
Kaca mobil pun tidak dibuka, tetapi posisi Filri dapat terlihat jelas dari luar, ia duduk di kursi tengah mobil bersama ajudannya.
Tampak Firli duduk menyender dan menutupi wajahnya dengan tas bewarna hitam.
Saat memberikan klarifikasi mengenai hal tersebut, Firli mengatakan, sebagai manusia biasa, ia juga membutuhkan waktu jeda untuk beristirahat, apalagi pada waktu yang menurutnya abnormal.
"Dengan kesadaran saya sebagai pejabat publik tetapi juga sebagai manusia terkadang saya butuh waktu untuk jeda."
Baca juga: Firli Bahuri Tegaskan Tak Pernah Berupaya untuk Mangkir dari Pemeriksaan: Menyesuaikan Agenda Kerja
"Terutama di situasi yang saya anggap situasi abnormal yang tidak bisa saya jelaskan saat ini." ucap Firli di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Senin (20/11/2023).
Dijelaskan lagi oleh Firli, sebelum pemeriksaan itu, dirinya mengaku tidak tidur karena harus menangani tindak pidana korupsi Pj Bupati Sorong Yan Piet Mosso, Selasa (14/11/2023).
"Apa lagi sehari sebelumnya saya tidak tidur karena menangani tindak pidana korupsi terkait penjabat Bupati Sorong," kata dia.
Firli bahkan merasa asing dengan kepolisian meski sudah mengabdi di Polri selama 40 tahun.
"Saya tentu bertanya 40 tahun mengabdi di lembaga Polri tapi kemarin saya harus bertanya, apa benar saya pernah mengabdi di sana."
"Dan mengapa markas besar itu terasa asing bagi saya?" kata Firli Bahuri di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Senin.
Firli Bantah Peras SYL