News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

VIDEO Singgung KKN, Ganjar: Reformasi Gagal, Mesti Ditegakkan Kembali

Penulis: Fersianus Waku
Editor: Srihandriatmo Malau
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon presiden (capres) Ganjar Pranowo menjadi pembicara pada acara 'Rembuk Ide' yang digelar The Habibie Center di Hotel Le Méridien Jakarta, Kamis (23/11/2023).

Ganjar memaparkan mengenai visi misinya bersama Mahfud MD, yakni Menuju Indonesia Unggul.

Dalam paparannya, Ganjar memastikan akan menuntaskan program hilirisasi yang digagas Presiden Joko Widodo (Jokowi) jika terpilih di 2024.

Ganjar mengatakan industri pertanian, perkebunan hingga kelautan mesti dilakukan hilirisasi.

Dia menjelaskan sebelum maju sebagai capres, dirinya sempat berdiskusi dengan Presiden Jokowi mulai dari birokrasi bersih, hilirisasi, hingga pertumbuhan ekonomi.

"Kami diskusi birokrasi bersih."

"Kami diskusi hilirisasi."

"Kami diskusi pertumbuhan ekonomi, kami diskusi bagaimana menggebrak dan sebagainya kami diskusi dua tahun," jelas Ganjar.

Bicara Soal Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

Ganjar Pranowo menegaskan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) mesti disikat.

Mantan Gubernur Jawa Tengah ini mengatakan dulu sebelum reformasi, KKN terjadi pada elite.

Namun, Ganjar menuturkan kini KKN sudah menjadi cerita lagi, sehingga reformasi pun gagal.

"Maka tidak mau, mesti disikat korupsi, kolusi, nepotismenya," kata Ganjar di lokasi.

"Eh sekarang jadi cerita lagi (KKN). Gagal dong reformasi," ujarnya.

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini menegaskan reformasi harus ditegakkan kembali.

"Benar enggak sih? Masuk yah? Saya hanya mengingatkan, berarti gagal dong reformasi, mesti ditegakkan kembali," ucapnya.

Karenanya, Ganjar menambahkan dirinya mengingatkan agar KKN perlu disikat.

"Saya hanya mengingatkan saja. Kecuali kita sudah lupa. Kalau kita lupa dengan ini, hancur kita bangsa ini. Itu permintaan amanat reformasi," jelasnya.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini