Maka dari itu, penderita HIV/AIDS ini rentan untuk terkena penyakit tertentu, seperti TB atau tuberkulosis, infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA, beberapa jenis kanker, dan lain sebagainya.
Baca juga: Peran Vital Komunitas Mengakhiri Ancaman AIDS, Mulai dari Akses Pengobatan HIV hingga Melawan Stigma
Dikutip dari WHO, ada beberapa faktor risiko yang dapat memicu penularan HIV/AIDS, berikut di antaranya:
1. Bergonta-ganti pasangan dalam melakukan hubungan seksual, serta tidak menggunakan alat kontrasepsi.
2. Mengidap penyakit infeksi menular seksual (IMS) lain seperti sifilis, herpes, klamidia, gonore dan bakterial vaginosis.
3. Terlibat dalam penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang dalam konteks perilaku seksual.
4. Berbagi jarum suntik yang terkontaminasi, alat suntik dan peralatan suntik lainnya serta larutan obat saat menyuntikkan narkoba.
5. Menerima suntikan yang tidak aman, transfusi darah dan transplantasi jaringan, dan prosedur medis yang melibatkan pemotongan atau penindikan yang tidak steril.
6. Mengalami cedera jarum suntik yang tidak disengaja, termasuk di antara petugas kesehatan.
Hingga saat ini masih banyak orang yang salah kaprah dalam memahami penularan HIV/AIDS.
Penularan HIV/AIDS sejatinya hanya bisa terjadi karena adanya kontak dengan cairan tubuh penderita.
Kontak cairan tersebut adalah darah, sperma, cairan vagina, cairan anus, serta ASI.
HIV tidak dapat ditularkan melalui udara, air, keringat, air mata, air liur, gigitan nyamuk, ataupun sentuhan fisik lainnya.
(Tribunnews.com/Latifah)