Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Animo masyarakat mengikuti ujian Test of English as a Foreign Language – Institutional Testing Program (TOEFL ITP®) yang semakin bertambah setiap tahunnya.
Saat ini TOEFL ITP® sudah menjadi kebutuhan bagi masyarakat di Indonesia karena digunakan sebagai salah satu persyaratan mengukur kemampuan Bahasa Inggris.
Namun sayangnya, banyak penyelenggara tes TOEFL yang tidak resmi yang membuat hasil testnya tak diakui di dunia internasional sehingga merugikan peserta tes.
Baca juga: Ketahui Bedanya, Ini 3 Jenis Tes TOEFL yang Perlu Kamu Pahami
Direktur Indonesian International Education Foundation (IIEF), Diana Kartika mengatakan, calon peserta test TOEFL ITP® perlu berhati-hati dalam memilih lembaga penyelenggara test.
"Ada beberapa lembaga tidak resmi yang menyelenggarakan tes TOEFL, jadi masyarakat harus hati-hati," kata Diana di sela-sela peluncuran TOEFL ITP® Authorized Test Center, jaringan resmi lembaga penyelenggara ujian Toefl ITP® di Indonesia belum lama ini.
Saat ini, kata dia test Toefl ITP® banyak digunakan di kalangan swasta dan nasional, baik itu berupa salah satu syarat kelulusan perguruan tinggi, syarat program belajar dan beasiswa dan program kepegawaian seperti seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), beasiswa LPDP dan lainnya.
Dikatakan, IIEF ini mencatat peningkatan jumlah test taker atau peserta ujian TOEFL ITP® sebesar 15 persen pada tahun 2023 dibanding tahun 2022.
Terkait authorized test center, Diana menyebut didirikan untuk meminimalisir risiko kerugian yang dapat diakibatkan masyarakat mengikuti ujian lembaga penyelenggara yang tidak resmi.
"Juga meningkatkan kapasitas sumber daya masyarakat hingga pelosok negeri," katanya.
Baca juga: Nilai Ujian Rata-Rata Tes TOEFL®ITP Orang Indonesia Lebih Tinggi Dibandingkan Jepang dan Thailand
Diana menyebut, pihaknya telah bekerjasama dengan tidak kurang dari 150 universitas dan lembaga bahasa yang tersebar di 38 provinsi di Indonesia.